adiyana

adiyana

Saturday, November 7, 2020

Menulis Memperpanjang Usia

 

 

Menulis  Memperpanjang Usia

Oleh : Adiyana Adam

 

 


Berawal dari  hobbi membaca novel, cerita pendek atau cerita cerita menarik lainnya, lalu timbul dalam pikiran ku, kok bisa penulis menyambungkan kata demi kata, menajdi sebuah kalimat  yang kemudian  kalimat itu di sesuaikan dengan keadaan alur cerita sehingga membuat setiap pembaca menikmati apa yang diceritakan dan kadang larut dalam suasana yang digambarkan dalam cerita tadi, seolah olah kita yang menjadi peran utama pa a  cerita tersebut.  Inilah yang kemuadian membuat rasa ingin tahuku akan bagaiman proses menulis itu sesungguhnya sehingga  bisa dinikmati pembaca secara puas.

Suatu ketika , aku mengikuti salah satu acara yang di buiat oleh Direktorat Perguruan tinggi Islam  (DIKTIS)  Kementerian Agama yaitu kegiatan Penelitian dosen selutuh PTKI yang diadakan di Jakarta, pada kegiatan ini berkumpulah para Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Mayarakat ( LPPM)  atau kepala Lembaga Penelitian ( Kapuslit) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam seluruh Indonesia. Pada kegiatan inlah  aku mengenal hampir semua perwakilan dari PTKI baik ketua Lembaga penelitian dan pengabdian maupun Kepala Pusat Penelitian termasuk Pak Ngainun Naim

Pada suatu waktu , dengan tidak sengaja aku membaca postingannya Pak Ngainun di salah satu grup Whatsup  tentang menulis online, aku sempat menanyakan hal ini ke beliau yang pada saat itu beliau menjadi mentor kelas menulis online di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau menyambut baik dan menyarankan untuk membuat grup menulis online di Perguruan Tinggi kami. Dengan beberapa teman Dosen aku mencoba berdiskusi tentang akan ha lini dan ternyata mereka menyambut baik bahkan sangat antusias. . Jadilah aku membuat grup menulis online dengan beranggotakan beberapa dosen , dan Alhamdulillaih berkat bimbingan pak Ngainun yang begitu rajin dan tak mengenal  lelah terus saja membimbing kami hingga jadilah sebuah buku ontologi kami yang pertama yang  bertema “ JEJAK LITERASI DARI TERNATE, DARI KELAS MAYA MENUJU KELAS NYATA”

Berawal dari sinilah aku kemudian membentuk lagi satu grup menulis lainnya dengan mentor yang sama Pak Ngainun Naim , Grup menulis kedua ini  beranggotakan lebih banyak lagi  dan  rata –rata grup menulis  yang aku buat semuanya berprofesi dosen dengan latar belakang pendidikan dan usian yang berbeda , pada  umumnya sudah S3 bahkan ada juga yang sekarang sudah Profesor,  ada beberapa yang ber pendidikan S2 bahkan aku hanya seorang PNS biasa . Grup menulis kedua ini juga sangat antusias , jadwal penulisan yang diberi pak Mentor selalu terisi setiap hari. Akhirnya  kebanyakan dari teman-teman grup sudah terbiasa menulis, apa saja yang dilihat dan di alami bisa menajdi bahan menulis. Tentunya ini tidak terlepas dari motivasi dan spirit yang selalu didorong oleh pak Ngainun Naim. .

Pada awalnya aku merasa tidak seimbang dalam menyampaikan  tulisan-tulisannku karena yang aku hadapi semuanya adalah  berprofesi dosen yang rata rata sudah berilmu tinggi , yang ada dalam benakku   seorang dosen itu kesehariannya membaca dan ini pasti pundi-pundi ilmu mereka  sudah banyak terisi, apalagi kajian –kajian mereka yang dituangkan dalam  karya menulis online begitu dasyhat sesuai dengan keahlian bidang ilmu mereka.   tetapi rasa minderku berubah menjadi sebuah pendorong rasa semangat karena ada beberapa alasan, diantaranya bahwa apa yang  aku sampaikan pada tulisanku belum tentu sama dan dialami oleh teman-teman lainnya. Kedua  berkarya  melaui menulis bagiku tidak memilih apa profesi atau jabatan  atau setinggi apa  pangkatnya , sejauh kita mampu dan bisa menuangkan ide yang ada di kepala kita, kita pasti bisa seperti yang lainnya dan Ketiga, menulis tidak memandang usia, yang terpenting adalah kemauan dan keberanian untuk memulainya.

 

Pada awalnya menulis terasa sangat menyulitkan, terutama pada ide pembuka kata. Bagaimana menempatkan kalimat pada awal tulisan sering terasa tidak cocok dengan ide dan gagasan yang semula sudah di rencanakan, memang akan membutuhkan kesabaran disamping keuletan untuk merangkai kata menjadi kalimat bermakna. Tetapi jika itu telah kita lalui maka selanjutnya ide itu akan mengalir  seperti air. Keseluruhannya itu membutuhkan proses. Kesulitan lainnya yang kita temui dalam menulis adalah membuat kearngka menulis, kerangka inilah yang akan menjabarkan setiap ider pokok perparagraf yang akan ditulis, sampai sekarang pun kadang aku kesulitan dalam hal ini, oleh karena itu aku bergabung lagi dengan satu grup meulis  online  yaitu “ Kelas Menulis Buku Daring”derngan 3 orang mentor handal yaitu Dr.Amie Priami, Dr M.Arfan Muamar dan Dr Ngainun Naim.

 

Anggota grup menulis yang di bentuk melalui telegram ini beragam profesi , berasal  dari berbagai daerah di Indonesia dan dari berbagai kalangan . Bimbingan yang didapatkan dari grup menulis  ini sangat bermanfaat terutama bagi pemula seperti aku. Pengalaman-pengalaman menulis ketiga mentor ini sering di jadikan materi dalam kelas menulis . Begitu pula sesama anggota grup kami selalu berbagi masalah yang nanti masalah tersebut akan dipecahkan bersama di dalam grup menulis online.

 

Inilah kelebihan belajar menulis di grup online, karena disamping tidak membedakan  usia pesertanya hanya , tekad dan kemauanlah yang menjadi alasan agar tetap bisa menulis, selain itu  dalam meulispun kita bisa menceritakan pengalaman hidup kita  ataupun berbagi  ilmu yang kita miliki, dan ini akan terbaca sepanjang  waktu tulisan itu kita itu ada didunia ini .Dengan demikian  menulis pun bisa memperpanjang usia dalam arti bukan secara fisik tetapi karya karya kita akan terus terbaca oleh  anak cucu kita.

Semoga tulisan ini bisa menjadi sumber inspirasi oleh pembaca.

 

Ternate, 8 Nopember 2020

 

 

1 comment: