adiyana

adiyana

Saturday, August 29, 2020

RINA, SI FEMININ YANG MASKULIN

\




 Rina, si Feminin yang Maskulin

Keterpurukan ekonomi  masyarakat pedesaan karena berbagai faktor membuat banyak masyarakat  desa yang pindah kekota dengan alasan mencari pekerjaan yang layak  agar   bisa menghidupkan keluarga. Apalagi jika salah seorang diantara keluarga mereka sudah ada yang menetap walaupun hanya berifat sementara di perkotaan, ini juga menjadi alasan seluruh atau sebagian keluarganya berpindah tempat didesa menuju kota. Masalah  apa yang terjadi nanti di kota bukan menjadi soal, yang penting bagi mereka bahwa daerah perkotaan banyak menjanjikan pekerjaan. Perempuan atau laki-laki, Tua atapun muda  ini juga bukan menjadi suatu masalah , yang penting  kemauan  dan niat untuk bekerja

     Rina, salah seorang penduduk kecamatan Gane Barat,Kabupaten Halmahera selatan beserta ibu  dan satu adiknya  adalah salah satu keluarga  yang pindah ke kota (Ternate).  Dari hasil perbincangan kami  berdua di sela sela kesibukannnya bekerja alasan dia dan keluarganya ke Ternate  karena  di desa sulit mendapatkan pekerjaan,sehingga untuk menunjang ekonomi keluarga sangat sulit. Ayah mereka tempat sandaran hidup untuk mencari nafkah sudah lama meninggal dunia, sehingga kalaupun di desa mereka mempunyai kebun tapi terasa sulit untuk mengolah nya. Salah satu alasannya juga mengapa keluarga Rina mau berurban ke Ternate karena  ada saudara perempunyannya yang sudah bekerja di Ternate , yaitu di sebuah toko di seputaran kota Ternate   . Dengan berbekal Pendidikannya yang hanya sampai di sekolah dasar , Rina dan keluarganya memberanikan diri ke Ternate dengan maksud bisa bekerja apa saja yang penting bisa menopang hidup keluarganya.

Lokasi tempat Rina bekerja hanya seputaran pasar .Pekerjaannyapun  serabutan sesuai dengan permintaan pedagang ikan atau pedagang sayur,  kadang  dia  mengangkat sampah bekas penjualan ikan atau bekas penjualan sayur lalu dibuangnya ke tempat penampungan sampah, kadang juga dia mengangkat ikan dari perahu ke tempat dimana pelanggan ikan itu berjualan.Upah yang diberikan dari hasil kerjanya hanya sekitar 20.000 rupiah kadang juga kurang dari 20.000 rupiah , dan setiap harinya Rina mengumpulkan uang sekitar 200 ribu rupiah dari kerjanya sehari penuh.

Hampir setiap kali aku ke pasar ikan , selalu  kudapatkan  Rina sedang melakukan aktifitasnya,. Dengan ember di bahunya yang penuh  dengan sampah pembuangan ikan, Rina melakukan kegiatannya membuang sampah , perawakannya agak tinggi, dengan potongan rambut pendek menyerupai laki-laki, dan sering menggunakan kaos oblong dan celana pendek, jika di lihat sepintas, pasti orang mengira Rina seorang laki-laki, karena kebiasaan laki-laki jika mengangkat barang yang berat pasti dipikul dipundaknya dan  perempuan biasanya di tenteng atau di taruh di atas kepalanya, cara

 

 

Begitulah keseharian Rina, yang bekerja dari pagi  hingga  sore hari menjelang malam, kadang dia pulang ke rumah kontrakannya untuk menemui ibu  dan saudaranya , menyerahkan seluruh upah kerja untuk ibunya , kadang juga tidak ,  bahkan terkadang Rina tidur disekitar pasar  dimana ada tempat yang bisa di gunakan untuk berbaring disitulah dia tidur. Kehidupan pasar yang keras bahkan kadang tidak berperikemanusiaan sepertinya tidak terpikirkan oleh Rina yang memang sebelumnya tidak dipikirkan akan terjadi . Apa yang ada dalam pikiran Rina hanya bekerja dan mendapatkan uang yang banyak demi memenuhi ekonomi keluarganya, untuk kelangsungan hidup ibu dan adik nya yang sedang bersekolah.

Hidup  dilingkungan pasar membuat Rina selalu berhubungan dengan masyarakat disekitar nya yang rata-rata ekonominya lemah,  dimana masyarakat seperti ini mudah sekali memunculkan ledakan emosisonal yang tak terkendali, mendorong perbuatan dan budaya kekerasan dan bahkan  beranggapan  bahwa kehadiran wanita hanya sebagai pelampiasan hawa nafsu.Pada  suatu ketika Rina pun diperkosa, siapa pelakunya  dia sendiri tidak tahu ini terjadi 1 tahun setelah dia berada di Kota Ternate. Sayangnya  waktu 1 tahun belum bisa membuat Rina betu- betul memahami karakter  hidup masyarakat pasar. Kepada siapa Rina mau melaporkan masalah pemerkosaan atas dirinya, dia sendiri tidak tahu, karena memang orang pasar beranggapan Rina tidak seperti perempuan normal lainnya. Masyarakat pasar menganggap sosok Rina adalah perempuan yang tidak Normal jiwanya.

Sempat  aku tanyakan tentang kedadaan anak nya, Rina menjawab anaknya seorang perempuan,semenjak lahir sudah di ambil dan dipelihara  oleh seorang polisi yang dia sendiri tidak  tahu identitas polisi tersebut. Sempat juga aku tanyakan perihal perasaan Rina ke anaknya, dia  menjawab bahwa dia sudah tidak mengingat anaknya lagi. Bagiku  jawaban Rina adalah sesuatu yang diucapkan bukan dari lubuk hatinya, karena keterikatan seorang anak dengan ibu kandungnya sudah terjadi semenjak anak itu berada dalam  kandungan ibunya dan mustahil seorang ibu bisa melupakannya begitu saja. Ataupun karena  Rina  adalah sosok perempuan yang mengalami keterbelakangan mental sehingga apa yang di ucapkan hanya  sekedar untuk  memenuhi jawaban sebuah pertanyaan  dan merupakan sebuah kompensasi dari keadaan mentalnya agar dia bisa melupakan semua kejadian itu

Dampak psikologis akibat kekerasan yang di alami Rina  sangat terlihat nyata, Rina sudah mulai mengkonsumsi rokok, pergaulannya pun sudah bebas dan rata rata teman-temanya adalah laki-laki. Memang apa yang dilakukan Rina saat ini adalah implenetasi  dari sebuiah  rasa kekecewaan yang mendalam yang dia sendiri tidak tahu mau melampiaskan kemana. Saat-saat seperti ini Rina butuh seseorang yang bisa membaca isi hatinya yang mau mendengarkan keluhannya bahkan memberi dorongan moril untuk dia, tapi siapa orang itu ? Rina sendiri tidak tahu. Bagaimanapun kondisi dan situasi fisik dan psyhis yang dialamai Rina  sekarang , dia  tetap berusaha tegar karena dia adalah harapan ibu adiknya dalam  penopang ekonomi keluarganya .Dengan cara Rina meleburkan diri dalam pergaulan dengan laki-laki  dan berperangai layaknya  seoramg laki-laki baik dari cara berpakaian  maupun dari potongan rambut dan  tampak maskulin , dia berharap agar tidak akan ada satupun laki- laki yang akan menggangunya lagi.

 

Ternate, 29 Agustus 2020

Pasar Ikan Ternate

 

Adiyana Adam

Penulis