adiyana

adiyana

Wednesday, June 24, 2020

Kesempurnaan Akal



Kesempurnaan Akal




Tidak mudah untuk merubah peradaban suku togutil yang baru ditemukan warga ditengah hutan Halmahera  beberapa tahun lalu hanya dalam kurun waktu yang singkat. Apalagi jika kelompok masyarakat ini sudah menjadikan hutan belantara sebagai tempat berinteraksi sessama mereka berpuluh tahun yang lalu , sejak lahir hingga dewasa bahkan sampai beranak pinak di hutan belatara, jauh dari sentuhan manusia  modern. Pola hidup dengan berpindah-pindah  tempat dimana mereka merasa nyaman disitulah mereka menetap  dan makan  dengan makanan suguhan dari alam  , sumber penghidupan mereka adalah berburu . Tempat tinggal mereka pun hanya berupa pondok-pondok kecil yang seluruh bahanya didapat dari hutan dimana mereka berada. Seluruh rangkain pola hidup suku togutil ini tidak lain adalah hanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari seleksi alam.


            Seiring dengan peradaban suku togutil yang totalitas kehidupannya  hanya  bergantung dari  alam secara otomatis mempengaruhi pola hidup mereka, apa yang mereka dapatkan pada hari ini dengan hasil buruan  mereka itulah yang menjadi santapan mereka dan esok harinya keadaan ini  akan berulang lagi  secara terus menerus selama suku ini masih  menjadikan hutan sebagai tempat tinggal mereka. 


Pada dasarnya Allah swt menciptakan  setiap manusia  dengan kesempurnaan yang sama, diberikan akal untuk berfikir sehingga manusia dapat menggunakan akal tersebut untuk mengembangkan diri bersosialisasi dengan lingkungan sekitar nya.  Manusia bisa bertahan hidup karena adanya akal yang dimiliki.  Kesempurnaan yang Allah berikan  tidak terkecuali kepada setiap manusia, apakah yang tempat tinggalnya di kota, di desa atau di hutan, atau apakah dia terlahir dari orang tua yang mampu atau kekurangan  semuanya  sama. Manusia menggunakan kelebihan akalnya disesuaikan dengan tempat dimana dia hidup dan berinteraksi  


            Begitu pula dengan komunitas suku togutil yang ditemukan warga, secara perlahan dan dengan  penuh kesabaran dan rasa kasih sayang mereka di bimbing , diajari  cara berkomunikasi,  cara berinterkasi dan bersosialisai, cara mempertahankan hidup ditengah masyarakat modern dan beradab. Secara perlahan pula peradaban mereka mulai berubah, jika dihutan kemampuan motoric berupa kekuatan  fisik yang selalu di gunakan  agar bisa bertahan hidup , sekarang selain fisik ditambah lagi dengan  kemapuan akal, bagaimana seorang suku Togutil dengan kemapuan akalnya sudah bisa mencari nafkah dengan berjualan agar bisa menghasilkan uang dan dengan uang itu mereka bisa melangsungkan kehidupan mereka. 


Meme Mustika adalah salah seorang suku Togutil yang  berjualan es  untuk kelangsungan hidup


Besar kecil pendapatan bukanlah menjadi suatu ukuran ,  tapi bagaimana kita menghargai suatu usaha dari  mereka  untuk merubah pola hidup mereka dari yang tidak mempunyai peradaban ke sebuah peradaban yang menjunjung tinggi norma-norma kemanusian agar mereka juga layak di sebut sebagai manusia yang beradab.



Ternate, 24 Juni 2020

Penulis

Adiyana Adam