adiyana

adiyana

Wednesday, October 20, 2021

Refleksi Hari Anak sedunia : Esensi pendidikan anak

 

Refleksi Hari Anak sedunia : Esensi pendidikan anak

Oleh: Adiyana Adam

 


Masa  pandemic Covid -19 yang berawal sejak maret 2020 menyisakan  jejak yang memprihatinkan, terutama pendidikan bagi anak-anak. Sejak adananya penyebaran Covid-19, anak-anak di wajibkan berada dirumah demi memtus rantai penyebaran covid 19. Wacana untuk belajar secara daring  ternyata hanya omongan belaka tanpa ada realisasi.  Kenyataan ini berlalngsung dari bulan maret sampai dengan akhir semester genap bulan juni 2020.. Pada tenggang  waktu 3 bulan lebih itu ,  tidak satukalipun  anak-anak belajar secara daring sepertti apa yang diwacanakan, dan ini terjadi pada daerah pedesaan yang mayoritas tidak memiliki fasilkitas yang lengkap,   ironisnya  pada saat ulangan kenaikan kerlas, anak-anak  hanya disuruh mengisi soal-soal yang diberikan guru dalam bentuk pertanyaan dalam lembaran-lembaran  soal  dan ini berlaku untuk semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah ,baik SD maupun SLTP yang natinya lembaran-soal tadi dikembalikan ke guru kelasnya setelah dijawab.

Persoalan yang terjadi,  apakah semua pertanyaan  yang berikan guru pada kertas ulangan   bisa dimengerti  dan  terjawab sesuai dengan maksud soal yang berikan  tanpa sekalipun guru tersebut menerangkan atau menjelaskan materi pelajaran  itu sebelumnya? . Jawabannya  sangat sederhana. Pada  wilayah perkotaan yang terjangkau oleh jarinagn internet, dengan menggunakan Handphone anroid naak-anak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada  dengan menggunakan internet di bantu oleh orang tua, inipun jika orangtuanya berpendidikan dan mampu menggunakan internet. Bagaimana jika anak-anak yang hidup pada wilayah daerah atau desa yang tidak terjangkau oleh jaringan internet dan tidak mempunya handphone anroid  yang orang tuanya pun tidak bisa menggunakan bahkanb mempunyai Handphone anroid? Tetntunya pertanyaannini akan sulit terjawab

Pada pelajaran non eksakta, mungkin sebagian bisa terjawab dengan memanfaatkan bantuan google atau yahoo, bagaimana dengan pertanyaan yang berhubungan dengan pembelajaran eksakta seperti matematika yang sudah tentu memerlukan penjelasan dan contoh contoh yang harusnya di berikan oleh pendidik  agar anak anak sebagai peserta didik lebih memahami pelajaran tersebut ,  atau pendidikan  karanter yang  menyangkut ahlak dan Budi pekerti   yang memerlukan contoh konkrit yang dari penjelasan pendidik, tentu hal ini  tidak bisa didapatkan dengan bantuan googlea atau yahoo . Jika fenomena ini terus berkelanjutan  maka jangan pernah berharap esensi dari pendidikan bisa tertanam di hati anak-anak.

Seorang pendidik  dalam menjalankan tugasnya tidak hanya  sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak-anak sebagai peserta didik, tetapi bagaimana seorang pendidik menanamkan ahlak dan  budi pekerti, kepada peserta didik, menenamkan nilai-nilai karakter agar anak-anak bisa tumbuh menjadi seorang manusia yang utuh dan berkarakter dalam dimensi  hati,pikir, raga serta karsa. Karena pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidkan moral, pendidikan nilai atau Budi pekerti.. Tujuan dari pendidikan karakter yang ditanam sejak dini pada jiwa anak-anak  adalah untuk mengembangkan. Soft skill anak-anak   yang nantinya akan menunjang kesuksesan  mereka dikemuadian hari.Hidup bermasyarakat dengan Ahlak mulia dan beradab terpuji , karena hanya dengan menanamkan nilai-nilai ahlak dan adab inilah ,anak-anak dikemudian hari akan saling menghormati  dan mencintai satu sama lain  Inilah esensi dari sebuah pendidikan.

Jika situasi seperti ini terus berlangsung , maka dijamin nilai kognitif, afektik maupun psycomotik anak-anak  pun tidak akan dicapai  sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran Nasional dan yang menjadi tujuan pendidikan dalam Islam.

Ternate, 20 Nopember 2020


Saturday, May 15, 2021

Momen Indah Lebaran

   




 

Oleh: Adiyana Adam

  Lebaran adalah hari yang dinantikan setelah sebulan penuh menjalankan puasa. Kegembiraan menyambut lebaran dimanifestasikan dengan berbagai cara , biasanya kegembiraan itu di lakukan sesuai kebiasaan dan tradisi masyarakat setempat. Tradisi seperti ini sudah dilakukan turun temurun , misalnya dengan memasak makanan berbeda dengan hari hari biasanya , ketupat  yang lengkap dengan sejumlah lauknya.Melakukan ziarah ke makam orang tua  bersama seluruh keluarga,adik dan kakak  selepas sholat Ied. Bernostalgia , Foto dan  makan bersama di rumah orantua. Moment yang satu ini  terasa sangat Haru karena dilakukan saat kedua orang tua telah tiada.  Berkumpul di rumah orang tua ,menjalin silaturrahmi sesama saudara lengkap dengan keluarga masing masing.

Pada hari terakhir liburan saat Lebaran, biasanya diisi dengan jalan jalan bersama keluarga ketempat wisata. Tempat wisata yang paling diminati keluarga adalah pantai, selain hawanya yang sejuk, tempatnya juga luas, anak anak juga dapat menikmati hangatnya  mandi air laut dan bermain  di atas hamparan pasir tepi pantai. Sementara para orang tua memanfaatkan waktu wisata ini dengan saling menceritakan kesibukan ataupun hal hal yang menyangkut keluarganya masing masing

Momen seperti ini  memang jarang dilakukan antar sesama anggota keluarga. Karena kesibukan masing masing hingga waktu bersilaturrahmipun seakan akan tidak punya. Kadang pertemuan seperti ini  dilakukan lewat handphone. Itupun tidak selengkap personil  yang ada yang dilakukan saat libur hari raya.



Kebersamaan bersama keluarga saat idul fitri merupakan moment indah yang terjadinya hanya setahun sekali. Makna kebersamaan inilah yang akan menjadi penyemangat kita untuk  tetap saling menjaga silaturahmi di lingkungan keluarga maupun dj masyarakat umumnya.

Semoga moment  kebersamaan ini bisa terjaga hingga ramadhan mendatang..aamin

Tanjung luari Tobelo. 16 Mei 2021

Thursday, May 6, 2021

Saat Singkat bersama Bulan Sejuta Ampunan

 

                                                                Gambar: Umroh.com

 

Bahagia rasanya mendengar waktu yang penuh berkah akan datang, seperti menatikan kedatagan sesorang yang telah lama meninggalkan kita tanpa kabar  berita ,  segenap persiapan menyambut kedatatangannyapun  telah dipersiapkan, membersihkan   rumah dengan  segenap isinya, menggantikan kain pintu dan kain jendela dengan mungkin yang bisa dikatakan baru, takut nantinya tamu yang kita agungkan dan nantikan itu  mampir dan masuk kerumah kita ( dan ini yang selalu diharapkan) ,akan mendapatkan isi  rumah yang tidak terurus seperti biasanya  karena kesibukan kita sehari hari  dan tamu itu kemudian akan pergi meninggalkan rumah kita. Persiapan menyambut tamu agung tentunya bukan saja seperti yang di uraikan di atas, tetapi esensinya adalah persiapan jiwa dan mental kita . Kebersihan jiwa dan mental kita dalam menyambut tamu agung merupakan cermin keimanan kita, sudah barang tentu jika jiwa dan mental kita bersih akan tercermin dari lingkungan di sekitar kita yang  juga bersih.

Suatu Rumah jika penghuninya memiliki jiwa yang bersih dan penuh keimanan  siapapun pasti akan mau bertamu di rumah itu  karena rona cahaya keimanan  yang di pancarkan penghuninya akan terpancar ke seluruh penjuru rumah, sudah barang tentu tamu yang kita nantikan juga demikian halnya. Dia akan datang ke rumah dan jiwa kita, memberikan kita keberkahan dengan penuh rahmat ilahi. Menghapuskan kesalahan dan dosa-dosa kita, mengabulkan doa kita dan melipatgandakan pahala dan kebaikan.

Kini, tamu yang dinantikan telah datang, memberikan kita segenap keberkahan, mengajarkan kita kesabaran dan rasa saling belas kasih, sekalipun  hadirnya tamu yang  nantikan di tengah wabah penyakit yang sedang melanda , megisyaratkan agar kita lebih memeprerat tali silaturahmi dan lebih peduli kepada yang tidak mampu.

Malam ini adalah malam ke 26 , menadakan bahwa sebentar lagi tamu agung Ramadhan akan pergi meninggalkan kita, dan akan kembali lagi setahun kemudian, begitu lamanya .Dia pergi dengan membawa segenap kemualiaannya, yang tidak akan kami dapatkan pada bulan ataupun hari setelahnya. Sedih rasanya harus berpisah  dengan tamu mulia Ramadhan yang di dalam nya terdapat  1 malam kemuliaan dan lebih baik dari pada   1000 bulan.

Waktu perpisahan dengan tamu agung Ramadhan  akan segera tiba, tidak ada yang tersisa kecuali saat-saat indah yang singkat. " Aku akan segera pergi , kata Ramadhan, tetapi aku akan kembali pada saatnya nanti, yang kupesan adalah jika  nanti kamu yang akan pergi meninggalkan aku, maka kamu tak akan pernah kembali lagi, maka apa yang telah kamu dapatkan semenjak bersamaku , perbanyaklah..itulah yang akan menjadi bekal kamu di hari kemudian.. singkat pesan bulan sejuta ampunan ini kepada kita semua...

.  Selamat  jalan Ramadhan , sampaikan salam kepada Rab-Mu,bahwa kami mengharapkan engkau selalu ada di esok hari, menemani  dan mengajari kami dengan segala kemuliaanmu. Semoga Allah swt menerima amal ibadah kami dan mepertemukan kembali dengan Ramadan mendatang. Ammin ya Rabbal Alamiin

Taqobbalallahu minna wa minkum

Ternate, 07  Mei 2021

26 Ramadhan 1442 H


 Adiyana Adam

Thursday, April 8, 2021

Sabua Literasi Moderasi  dan Gerakan 10 Menit Membaca

Oleh : Adiyana Adam
 

Maraknya game online tidak hanya mempengaruhi kehidupan anak-anak di kota .Di daerah pedesaan, game online ternyata sangat disukai anak-anak. Pengaruh game onlie ini  sangat mengganggu waktu belajar anak-anak ,kadang waktu untuk anak-anak bersosialisasi dengan teman sebaya atau keluargapun tersita hanya karena mereka disibukan dengan game online. Hal ini tentunya sangat menghawatirkan dan meresahkan orang tua, berbagai jalan keluar di tempuh orang tua untuk mengalihkan perhatian anak-anak agar permainan anak-anak mereka  tidak hanya terfokus pada game online. Orang tua di desa tidak terlapu paham akan dampak buruk kesehatan yang akan dialami anak-anak jika terlalu lama menggunakan Handphone, tetapi yang lebih menghawatirkan orang tua adalah anak-anak tidak lagi jadi penurut, mereka selalu membantah apa yang disuruh orang tua , karena keasikan mereka bermain  game online terganggu.

Sabua Literasi Moderasi adalah tema  Mahasiswa KKN  IAIN Ternate yang terdapat disalah satu desa dikabupaten Halmahera Utara kecamatan Galela Selatan tepatnya  disesa Seki. Tema desa tersebut dilatarbelakangi dari persoalan anak-anak disesa tersebut. Dari berbagai keluhan ornag tua desa tersebut kemudian dijadikan suatu persoalan yang cara pemecahannya dengan mendirikan “ Sabua Literasi Moderasi”.

“ Sabua  dalam arti sederhana  yang biasa di gunakan masyarakat Maluku Utara adalah   Rumah atau bangunan kecil  didesa atau dikebun tempat kita beristirahat. Kata  Literasi  jika di lihat dari bahasa latinnya  “literatus” adalah Orang yang belajar ,  sedangkan Moderasi adalah salah satu penggalan Tema  umum yang diangkat pada KKN IAIN Ternate tahun ini,  makna yang lebih mendasar  dari  kata Moderasi di pakai pada tema khusus  KKN Desa Seki ini adalah karena di desa ini berbaur dua agama  yaitu Islam dan Kristen. Untuk tidak membedakan proses pendampingan anak-anak dalam belajar di desa Seki ini  oleh mahasiswa KKN  dibuatlah satu tema khusus yaitu “ SABUA LITERASI MODERASI” . Singkatnya Sabua Literasi Moderasi ini diartikan secara harfiah adalah “Rumah Baca”

Makna tema ini secara umum selain bertujuan untuk  mengajak anak-anak desa setempat tidak terlalu focus pada game online, tetapi juga mempersatukan anak-anak yang berlainan agama yang ada di desa setempat untuk belajar bersama pada suatu tempat yang sama dan tidak terpisahkan , dengan demikian secara perlahan-lahan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan diantara mereka, tidak ada perbedaan diantara mereka dan dari rasa kebersamaan akan menjadikan anak-anak pada suatu saat lebih menyadari akan sikap toleransi, menyadari bahwa hidup bermasyarakat adalah saling ketergantungan antara satu sama lain yang mendatangkan rasa damai.

Dalam  wadah Sabua Literasi Moderasi, anak-anak diajak untuk bermain sambil membaca setiap harinya hanya dalam waktu 10 menit.. Ajakan ini sengaja di batasi waktu hanya 10 menit untuk menjaga agar anak-anak tidak cepat bosan dan ada rasa penasaran di hati anak-anak jika buku cerita yang dibaca tidak sampai tamat . Rasa penasaran inilah yang akan membawa anak-anak ini pada kesokan harinya dengan waktu yang sama untuk kembali ke tempat Sabua Literasi Moderasi tadi dan melakukan aktivitas yang sama yaitu melanjutkan bacaan mereka hingga selelsai.

Memang untuk merubah kebiasaan anak-anak yang sudah mendarah daging karena dampak game online tadi tidak serta merta tuntas dalam waktu yang singkat, perlu kesabaran dan Keuletan dan ketelitian, waktu pertama diperkenalkan adanya Sabua Literasi Moderasi  sebagai  wadah rumah baca juga belum terlau banyak anak-anak yang berminat, dengan harapan seiring waktu berjalan, anak-anak ini mengajak teman –teman mereka dan menceraitakan tentang apa  yang pernah dibacanya dalam “ Rumah Baca “ hingga pada akhirnya rumah baca ini menjadi penuh pada setiap harinya.

Pada Sabua Literasi Moderasi  atau Rumah Baca ini, anak-anak tidak hanya membaca buku sesuai dengan keinginan mereka saja, tetapi bagaimana mereka diajarkan mengaji bagi yang muslim, dijarkan juga bagaimana menyelesaikan Pekerjaan Rumah , bahkan anak-anak yang di bawah umur juga diajarkan bagaimana cara membaca, pada tempat ini juga tidak dibatasi hanya anak-anak saja yang bisa beraktifitas  tetapi masyarakat umum juga bisa memanfaatkan rumah baca ini, karena bacaan yang disediakan berfariasi . Kendala  yang di hadapi mahasiswa KKN  ini adalah buku yang tersedia di Sabua Literasi Moderasi ini sangat terbatas , mereka sasngat mengharapkan ada donasi yang bisa menyumbangkan buku , baik buku cerita yang edukatif bagi anak-anak , buku pelajaran SD,SMP dan SLTA , majalah-majalah atau koran maupun buku-buku umum lainnya yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat umum lainnya di desa tersebut.

Adanya program KKN dengan “ Sabua Literasi Moderasi” nya  diharapkan khawatiran orang tua desa setempat bisa berkurang. Dengan kebiasaan anak-anak membaca buku pada sore hari  selepas anak- anak bermain, bisa mengalihkan perhatian anak-anak dari gameonline kepada kebiasaan yang lebih edukatif.

Inilah yang diharapkan oleh kita semua terutama tujuan mahasiswa ber-KKN itu sendiri , bahwa  hadirnya  mahasiswa KKN , bisa berkontribusi dan membawa manfaat bagi masyarakat steempat. Semoga  dengan hasil yang ada bisa membawa perubahan bagi anak-anak setempat dan masyarakat pada umumnya.

 

Sunday, February 14, 2021

 

Pandemic covid -19 , Merubah  Prahara  Menjadi Harapan

 

 


Adiyana Adam

IAIN Ternate,Maluku UTara

adiyanaadam@iain-ternate.ac.id

 

 

Saat ini dunia pendidikan sedang mengalami masalah yang cukup kompleks dengan hadirnya wabah Coronavirus  yang mneyerang seluruh dunia. Dampak serangan virus tersebut berakibat pada   penyelenggaraan pendidikan di  semua jenjang pendidikan. Pada akhirnya  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menerbitkan  Surat  Edaran Nomor  4  Tahun2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Salah satu pokok penting adalah terkait belajar dari   rumah.   

Bagi Sekolah atau Perguruan Tinggi yang sering mengadakan pembelajaran secara online, hal ini tidaklah terlalu sulit  karena  siswa ataupun mahasiswa sudah terbiasa dengan penggunaan sarana atau media  pemebelajaran daring disamping ketersediaan  paket data yang cukup dan sarana yang memadai . Sekolah atau Perguruan Tinggi di maksud biasanya terdapat di kota –kota besar. Demikian pula dengan kehidupan msyarakat di kota tersebut yang  menjadikan pembelajaran adalah sebuah kebutuhan pokok bagi setiap anak dan wajib hukumnya di jalani oleh setiap anak. Dengan adanya Surat Edaran kemendikbud tersebut  , tentulah sangat tidak sulit bagi masyarakat atau mahasiswa, ataupun peserta didik yang  telah terbiasa mengguanakan media atau sarana pembelajaran secara daring.

Lain halnya dengan yang tinggal di daerah yang sarana prasarananya kurang memadai tentulah terasa sangat sulit untuk beradaptasi dengan kebijakan pemerintah tersebut.Bukan hanya saja pada mahasiswa atau peserta didik lainnya tetapi pada tenaga pendidik atau dosen pun mengalami hal yang sama .

Sudah hampir 1 tahun  pembelajaran jarak jauh  atau pembelajaran secara daring dilakukan  sejak  adanya  wabah virus covid -19, Pengalaman demi pengalaman yang didapatkan selama memberikan kuliah di masa mewabahnya pandemic covid-19 memberikan hikmah  yang mendalam karena adanya sesuatu yang  baru  dan kebaharuan itulah yang  harusnya dirasakan bagi seorang pendidik untuk  lebih memaknai tentang rasa

Permasalahan yang dihadapi selama memberikan  kuliah dimasa pandemic memang cukup kompleks, bukan hanya datang dari mahasiswa  saja tetapi sebagai tenaga pendidik seperti dosen dan guru juga banyak merasakan  masalah. Apalagi hidup di daerah kepualaun seperti kami di Maluku Utara, dampak pandemic yang implementasinya mengahruskan pembelajaran secara daring menyebabkan banyak mahasiswa yang pulang kampung

Disadari bahwa sebahagian besar Mahasiswa yang kuliah di tempat kami berasal dari daerah seberang  bahkan ada pula yang berasal dari kampung atau  desa terpencil . yang wilayah nya sangat terbatas dengan  jaringan internet bahkan  ada yang tidak bisa mendapatkan signal internet sama sekali.

 Rata-rata orang tua dari mahasiswa adalah petani atau nelayan. Pada  saat pandemic seperti ini  banyak orang tua dari mahasiswa tidak bisa menjual hasil bumi  karena menurunnya harga secara drastic dari harga normal. Begitupula  dengan nelayan yang kadang tidak bisa melalut dikarenakan  sulitnya mendapatkan bahan bakar, kalaupun bisa melaut maka hasil tangkapan mereka tidak bisa di jual speerti harga normal .  Dampak dari merosotnya penghasilan orang tua inilah maka para mahasiswa tidak bisa membeli handphone  yang memadai  artinya yang daya tampungnya cukup besar  untuk bisa menampung aplikasi pembelajaran daring  seperti zoom atau classroom ataupun membeli laptop yang akan digunkan pada saat pembelajaran daring. Kalaupun mahasiswa tersebut mempunyai HP  yang memadai persoalan yang lain adalah mereka tidak mempunyai data untuk dapat  digunakan pada saat pembelajaran daring. Sementara paket data yang diberikan kampus kuotanya terbatas dan hanya bisa di gunakan pada saat berada dikampus.Sementara pembelajaran daring baik dosen maupun mahasiswa , masing-masing berada dirumah  yang mengharuskan adanya paket data .Untuk meminta kiriman uang  kepada  orang tua yang berada di kampung pun sudah tak bisa karena ekonomi orang tua pun pas-pasan .  Kendala inilah yang paling sangat dirasakan oleh mahasiswa maupun dosen. Bagaimana  seorang dosen membijaki mahasiwa yang jika pada saat kuliah daring mahasiswa tersebut tidak dapat mengikuti kuliah karena tidak mempunyai paket data maupun media yang memadai.

Masalah yang kedua adalah daerah tempat tinggal mahasiswa tidak dapat  mengakses internet, kalaupun ada, hanya bisa mengakses melalui kampung sebelah yang jaraknya berkilo kilo meter dan itu dijkangkau dengan berjalan kaki karerna tidak ada kendaraan , ataupun harus menaiki pohon kelapa yang tingginya beberapa meter, baru bisa mendapatrkan signal  internet. 

Adanya permasalahan diatas berdampak pada ketrampilan beberapa mahasiwa yang tidak bisa menggunkan sarana atau media pembelajaran daring, gaptek (gagal Tekhnologi) karena tidak terbiasa menggunakan handphone anroid maupun laptop

Jika proses perkuliahan daring dilakukan  hanya sekali atau dua kali dan mahasiswa tersebut tidak dapat mengikuti  proses perkuliahan sebanyak itu, mungkin saja  masih bisa dibijaki dengan hal lain tetapi jika proses kuliah daring dilakukan sampai dengan selesai semester yang terjadi dengan mahasiswa tersebut?.. apakah tega seorang dosen memberikan kuliah hanya pada sebagain mahasiswa saja sementara yang lain tidak bisa mengikuti proses perkuliahan karena ada hal-hal yang tidak bisa dihindari?

Demikian pula dengan pemberian nilai akhir , apakah bisa dosen memberi nilai pada mahasiswa yang tidak mengikuti proses perkuliahan  sama dengan  mahasiswa yang setriap saat hadir dalam proses perkuliahan? ataukah dosen tersebut tidak bisa membertikan niali apapun pada mahasiswa tersebut?. Dari hasil percakapan kami dengan beberapa mahasiswa yang tinggal daerah sdulit internet mereka menginginkan bisa menghadiri perkuliahan sesuai jadwal yang  telah di tetapkan tapi karena keterbatasan sarana membuat mereka tak berdaya

Hal ini tentunya menjadi suatu dilema bagi seorang dosen  juga mahasiswa . dan  tentunya bagioi seorang dosen menuntut proses kedewasaan” asa”  , kedewasaan dalam arti bagaimana dia membijaki persoalan yang ada agar tidak ada mahasiswa yang dirugikan, bagaimana seorang dosen melihat dengan kacamata”  hati “  agar proses pembelajaran yang diberikan bisa dinikmati dan berdampak pada setiap mahasiswa tanpa terkecuali. Bagaimana seorang dosen  berupaya mengganti materi dan metode  agar mahasiswa tetap mendapat nilai, mengubah strategi pembelajaran  agar mahsiswa tetap terjaga dan paham pembelajaran walaupun dengan keterbatasan sarana dan waktu

Satu hal yang  telah hilang disaat pembelajaran dilakukan secara daring kebiasan tatap muka memberikan pelajaran yang sangat bertarti , tentang kedekatan dosen dan mahasiswa, tentang sikap dan bertutur sapa,. Kedekatan inilah yang akan  membentuk karakter dan etika mahasiswa. Pembelajaran secara daring tidak bisa menjamin akan membentuk spriritual maupun karenater mahasiswa dengan baik , kecerdasan yang terbentuk ketika memahami  suatu  ilmu bukan hanya secara intelektual tetapi juga secara spiritual.

Komunikasi secara tatap muka antara mahasiswa dengan seorang dosen akan membentuk kematangan spiritual  bagi mahsiswa, tetapi dalam pembelajaran daring semua terfokus pada sistim baik dosen maupun mahasiswa sehingga  etika dan moral terabaikan. Hal seperti ini kadang berdampak pada penurunan kualitas pendidikan sehingga berdampak pada putusnya  perkuliahan . Putusnya  perkuliahan berdampak pula pada  masalah sosial lainnya seperti pernikahan dini , meningkatnya kenakalan remaja dan lain-lain

Wabah covid telah merubah kebiasaan dari kuliah  tatap  muka menjadi kuliah daring wahana pun berubah dari yang biasa berhadapan di kelas kini hanya  bertemu lewat media online, adanya perubahan  ini tentunya banyak mahasiswa yang belum siap menghadapi karena banyak hal. Perlahan dan pasti keadaan seperti ini lambat laun bisa teratasi dengan membisakan diri menggunakan sarana online

Wabah covid ini pula banyak memberikan pembelajaran kepada kita, bukan saja prahara yang kita terima dari wabah tersebut  tetapi ada hal lain yang sifatnya memberikan pembelajaran , bagaimana seorang dosen dan mahasiswa  dituntut  untuk lebih memahami penggunaan tehmologi informatika dan bisa  menguasai apliaksi media sosial,

Tuhan memberikan cobaan kepada umatnya bukan dengan sia-sia, ada hikmah dibalik cobaan tersebut, ada seuatu yang Allah swt coba beriklan kepada kita  , media sosial yang tadinya menjadi sarana hiburan atau bahkan sesuatu yang  asing bagi masyarakat, kini menjadi sarana silaturrahmi virtual yang kapanpun bisa digunakan dalam rangka menjalin komunikasi yang diinginkan. Tentunya hal ini berlaku pula bagi seorang dosen dan mahasiswanya. Wabah pandemic mengajarkan kita untuk selalu bersabar dan memahami keadaan, peduli kepada sesama dan tetap menjaga silaturrahmi. serta semangat yang sama untuk menjunjung tinggi etika.