Era Kolonial VS Era Milenial
Akhir- akhir ini, dunia kampus banyak diributkan dengan penulisan artikel ilmiah. Bagi seorang dosen, penulisan artikel ilmiah adalah wajib hukumnya jika mau beralih ke jabatan fungsional yang lebih tinggi sementara untuk mendapatkan pengakuan atas sebuah jurnal ilmiah yang menjadi eksistensi seorang dosen di bidang penelitian adalah bukan perkara yang mudah, apa lagi jika dia seorang dosen senior yang kurang menguasai penggunaan administarsi secara digital, berbeda dengan dosen muda, yang cepat beradaptasi dengan berbagai perangkat aplikasi baru.
Umumnya dosen senior yang sudah merasa berada di titik puncak dan beranggapan bahwa sudah saatnya menikmati perjuangan, Faktor keluarga yang sudah stabil dari segi keuangan dan posisi pencapaian sudah mendapatkan yang utama menjadi alasan untuk tidak lagi peduli dan beradaptasi dengan perkembangan era digital. Padahal seharusnya dia sadar bahwa hidup dijaman yang berbeda akan berhadapan dengan tantangan dan tuntutan yang berbeda pula
Pada saat sekarang ini, peran kampus mulai bergeser dari kampus pengajaran ke kampus penelitian dalam hal pengembangan lembaga artinya keseluruhan kegiatan pengajaran bermuara ke penelitian. Sesuai dengan tuntutan tri dharma perguruan tinggi, maka seorang dosen tidak hanya melakukan aktivitas pendidikan pengajaran tetapi juga melakukan aktivitas penelitian publikasi ilmiah dan juga pengabdian kepada masyarakat. Publikasi yang dimaksud adalah publiaksi dijurnal ilmiah yang terindeks scopus atau Web Of Science ( WOS). Karya Ilmiah dosen yang di terbitkan pada jurnal internasional akan mendapat pengakuan, ini juga merupakan salah satu tagihan akreditasi institusi,
Untuk mencapai publikasi ilmiah yang terindeks scopus atau WOS, tentunya peningkatan kualitas tulisan harus benar-benar efektif karena inilah yang menjadi indicator utama, artikel ilmiah yang baik harus terhindar dari kesalahan sekecil apapun. Kualitas penulisan artikel ilmiahyang baik juga dapat di lihat dari novelty atau unsur kebaharuan, ini pula yang membedakan antara penelitian kita dengan yang lain dan akan memiki nilai kontribusi bagi keilmuan maupun bagi kehidupan
Penulis juga harus menguasai penggunaan aplikasi manajemen referensi . Apliaksi Manajemen referensi seperti mendeley , Zetero, reffwork dll , digunakan untuk menghimpun data rujukan , data yang dirujuk harus benar-benar akurat dan terbaru , dari data inilah informasi yang tidak beraturan akan di kelola menjadi suatu pengetahun yang sistimatis dan pada akhirnya akan memperkuat substansi jurnal , dengan menggukanan aplikasi manajemen referensi naskah jurnal ilmiah akan terhindar dari unsur plagiasi maupun similarity. .
Naskah jurnal ilmiah juga harus mengikuti template jurnal yang dituju, hal ini dikarenakan setiap lembaga submit jurnal memilki kriteria penulisan jurnal yang berbeda, maka dari itu adanya template jurnal untuk menyesuaikan susunan penulisan yang diingikan oleh lembaga tersebut. Template jurnal atau gaya selingkung dan tingkat kemiripan isi jurnal menjadi alat ukur apakah sebuah jurnal nantinya diterima atau ditolak oleh editor.
Jika semua yang persyaratan di atas telah terpenuhi, maka naskah publikasi ilmiah akan diterima pada jurnal yang kita tuju, jurnal ilmiah akan diakses, diindeks dan disebarluaskan . Dari keseluruhan rangkain penulisan publikasi ilmiah di atas menuntut kita agar menguasai teknologi digital, metode konvensional yang sering digunakan harus segera dialihkan ke metode digital . Penguasaan tehnologi digital tidak tergantung dari zaman pengguna itu dilahirkan apakah pengguna tersebut terlahir pada era Kolonial ataukah terlahir pada era milineal , akan tetapi penggunaan metode digital tergantung pada siapa yang menguasainya. Bukankah lebih baik jika terlahir di era kolonial tetapi menguasai tehnologi pada era milenial?
Pada akhir tulisan ini sedikit saya mengutip kata –kata quetos dari seorang jurnalis muda yang handal teman sekaligus guru saya yaitu Dr .Aditya Halim perdana Kusuma :
“ wawasan ditentukan dari apa yang dibaca dan tulisan ditentukan dari seberapa yang dibaca “
Ternate, 30 Nopember 2020
Penulis
Adiyana Adam