Tidak mudah untuk merubah peradaban suku Togutil yang baru ditemukan warga ditengah hutan Halmahera beberapa tahun lalu hanya dalam kurun waktu yang singkat. Apalagi jika kelompok masyarakat ini sudah menjadikan hutan belantara sebagai tempat berinteraksi sessama mereka berpuluh tahun yang lalu , sejak lahir hingga dewasa bahkan sampai beranak pinak di hutan belatara, jauh dari sentuhan manusia modern. Pola hidup dengan berpindah-pindah tempat dimana mereka merasa nyaman disitulah mereka menetap dan makan dengan makanan suguhan dari alam , sumber penghidupan mereka adalah berburu . Tempat tinggal mereka pun hanya berupa pondok-pondok kecil yang seluruh bahanya didapat dari hutan dimana mereka berada. Seluruh rangkain pola hidup suku togutil ini tidak lain adalah hanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari seleksi alam.
Seiring dengan peradaban suku togutil yang totalitas kehidupannya hanya bergantung dari alam secara otomatis mempengaruhi pola hidup mereka, apa yang mereka dapatkan pada hari ini dengan hasil buruan mereka itulah yang menjadi santapan mereka dan esok harinya keadaan ini akan berulang lagi secara terus menerus selama suku ini masih menjadikan hutan sebagai tempat tinggal mereka.
Pada dasarnya Allah swt
menciptakan setiap manusia dengan kesempurnaan yang sama, diberikan akal
untuk berfikir sehingga manusia dapat menggunakan akal tersebut untuk
mengembangkan diri bersosialisasi dengan lingkungan sekitar nya. Manusia bisa bertahan hidup karena adanya akal
yang dimiliki. Kesempurnaan yang Allah
berikan tidak terkecuali kepada setiap
manusia, apakah yang tempat tinggalnya di kota, di desa atau di hutan, atau
apakah dia terlahir dari orang tua yang mampu atau kekurangan semuanya
sama. Manusia menggunakan kelebihan akalnya disesuaikan dengan tempat
dimana dia hidup dan berinteraksi
Salah seorang suku Togutil yang sedang berjualan Es
Begitu pula dengan komunitas suku togutil yang ditemukan warga, secara perlahan dan dengan penuh kesabaran dan rasa kasih sayang mereka di bimbing , diajari cara berkomunikasi, cara berinterkasi dan bersosialisai, cara mempertahankan hidup ditengah masyarakat modern dan beradab. Secara perlahan pula peradaban mereka mulai berubah, jika dihutan kemampuan motoric berupa kekuatan fisik yang selalu di gunakan agar bisa bertahan hidup , sekarang selain fisik ditambah lagi dengan kemapuan akal, bagaimana seorang suku Togutil dengan kemapuan akalnya sudah bisa mencari nafkah dengan berjualan agar bisa menghasilkan uang dan dengan uang itu mereka bisa melangsungkan kehidupan mereka.
Besar kecil pendapatan bukanlah menjadi suatu ukuran , tapi bagaimana kita menghargai suatu usaha dari mereka untuk merobah pola hidup mereka dari yang tidak mempunyai peradaban ke sebuah peradaban yang menjunjung tinggi norma-norma kemanusian agar mereka juga layak di sebut sebagai manusia yang beradab.
Ternate, 24 Juni 2020
Penulis
Adiyana Adam
No comments:
Post a Comment