Menulis
Memperpanjang Usia
Oleh : Adiyana Adam
Berawal dari hobbi membaca novel, cerita pendek atau
cerita cerita menarik lainnya, lalu timbul dalam pikiran ku, kok bisa penulis
menyambungkan kata demi kata, menajdi sebuah kalimat yang kemudian
kalimat itu di sesuaikan dengan keadaan alur cerita sehingga membuat
setiap pembaca menikmati apa yang diceritakan dan kadang larut dalam suasana
yang digambarkan dalam cerita tadi, seolah olah kita yang menjadi peran utama
pa a cerita tersebut. Inilah yang kemuadian membuat rasa ingin
tahuku akan bagaiman proses menulis itu sesungguhnya sehingga bisa dinikmati pembaca secara puas.
Suatu ketika , aku mengikuti
salah satu acara yang di buiat oleh Direktorat Perguruan tinggi Islam (DIKTIS)
Kementerian Agama yaitu kegiatan Penelitian dosen selutuh PTKI yang
diadakan di Jakarta, pada kegiatan ini berkumpulah para Ketua Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Mayarakat ( LPPM) atau kepala Lembaga Penelitian ( Kapuslit)
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam seluruh Indonesia. Pada kegiatan inlah aku mengenal hampir semua perwakilan dari
PTKI baik ketua Lembaga penelitian dan pengabdian maupun Kepala Pusat
Penelitian termasuk Pak Ngainun Naim
Pada suatu waktu , dengan
tidak sengaja aku membaca postingannya Pak Ngainun di salah satu grup
Whatsup tentang menulis online, aku
sempat menanyakan hal ini ke beliau yang pada saat itu beliau menjadi mentor
kelas menulis online di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau menyambut baik
dan menyarankan untuk membuat grup menulis online di Perguruan Tinggi kami.
Dengan beberapa teman Dosen aku mencoba berdiskusi tentang akan ha lini dan
ternyata mereka menyambut baik bahkan sangat antusias. . Jadilah aku membuat
grup menulis online dengan beranggotakan beberapa dosen , dan Alhamdulillaih
berkat bimbingan pak Ngainun yang begitu rajin dan tak mengenal lelah terus saja membimbing kami hingga
jadilah sebuah buku ontologi kami yang pertama yang bertema “
JEJAK LITERASI DARI TERNATE, DARI KELAS MAYA MENUJU KELAS NYATA”
Berawal dari sinilah aku
kemudian membentuk lagi satu grup menulis lainnya dengan mentor yang sama Pak
Ngainun Naim , Grup menulis kedua ini beranggotakan
lebih banyak lagi dan rata –rata grup menulis yang aku buat semuanya berprofesi dosen
dengan latar belakang pendidikan dan usian yang berbeda , pada umumnya sudah S3 bahkan ada juga yang sekarang
sudah Profesor, ada beberapa yang ber pendidikan
S2 bahkan aku hanya seorang PNS biasa . Grup menulis kedua ini juga sangat
antusias , jadwal penulisan yang diberi pak Mentor selalu terisi setiap hari.
Akhirnya kebanyakan dari teman-teman
grup sudah terbiasa menulis, apa saja yang dilihat dan di alami bisa menajdi
bahan menulis. Tentunya ini tidak terlepas dari motivasi dan spirit yang selalu
didorong oleh pak Ngainun Naim. .
Pada awalnya aku merasa
tidak seimbang dalam menyampaikan
tulisan-tulisannku karena yang aku hadapi semuanya adalah berprofesi dosen yang rata rata sudah berilmu
tinggi , yang ada dalam benakku seorang
dosen itu kesehariannya membaca dan ini pasti pundi-pundi ilmu mereka sudah banyak terisi, apalagi kajian –kajian
mereka yang dituangkan dalam karya
menulis online begitu dasyhat sesuai dengan keahlian bidang ilmu mereka. tetapi rasa minderku berubah menjadi sebuah pendorong
rasa semangat karena ada beberapa alasan, diantaranya bahwa apa yang aku sampaikan pada tulisanku belum tentu sama
dan dialami oleh teman-teman lainnya. Kedua
berkarya melaui menulis bagiku
tidak memilih apa profesi atau jabatan atau setinggi apa pangkatnya , sejauh kita mampu dan bisa
menuangkan ide yang ada di kepala kita, kita pasti bisa seperti yang lainnya
dan Ketiga, menulis tidak memandang usia, yang terpenting adalah kemauan dan
keberanian untuk memulainya.
Pada awalnya menulis terasa
sangat menyulitkan, terutama pada ide pembuka kata. Bagaimana menempatkan
kalimat pada awal tulisan sering terasa tidak cocok dengan ide dan gagasan yang
semula sudah di rencanakan, memang akan membutuhkan kesabaran disamping
keuletan untuk merangkai kata menjadi kalimat bermakna. Tetapi jika itu telah
kita lalui maka selanjutnya ide itu akan mengalir seperti air. Keseluruhannya itu membutuhkan
proses. Kesulitan lainnya yang kita temui dalam menulis adalah membuat kearngka
menulis, kerangka inilah yang akan menjabarkan setiap ider pokok perparagraf
yang akan ditulis, sampai sekarang pun kadang aku kesulitan dalam hal ini, oleh
karena itu aku bergabung lagi dengan satu grup meulis online
yaitu “ Kelas Menulis Buku Daring”derngan 3 orang mentor handal yaitu
Dr.Amie Priami, Dr M.Arfan Muamar dan Dr Ngainun Naim.
Anggota grup menulis yang di
bentuk melalui telegram ini beragam profesi , berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan dari
berbagai kalangan . Bimbingan yang didapatkan dari grup menulis ini sangat bermanfaat terutama bagi pemula
seperti aku. Pengalaman-pengalaman menulis ketiga mentor ini sering di jadikan
materi dalam kelas menulis . Begitu pula sesama anggota grup kami selalu
berbagi masalah yang nanti masalah tersebut akan dipecahkan bersama di dalam
grup menulis online.
Inilah kelebihan belajar
menulis di grup online, karena disamping tidak membedakan usia pesertanya hanya , tekad dan kemauanlah yang
menjadi alasan agar tetap bisa menulis, selain itu dalam meulispun kita bisa menceritakan
pengalaman hidup kita ataupun berbagi ilmu yang kita miliki, dan ini akan terbaca
sepanjang waktu tulisan itu kita itu ada
didunia ini .Dengan demikian menulis pun
bisa memperpanjang usia dalam arti bukan secara fisik tetapi karya karya kita
akan terus terbaca oleh anak cucu kita.
Semoga tulisan ini bisa
menjadi sumber inspirasi oleh pembaca.
Ternate, 8 Nopember 2020