adiyana

adiyana

Monday, January 27, 2025

Perjalanan Spiritual di Era Digital: Memetik Hikmah Isra Mi'raj

 An illustration depicting a spiritual journey in the digital era, inspired by the Islamic event of Isra Mi'raj. The image features a serene figure meditating amidst a futuristic digital landscape, with glowing celestial elements symbolizing divine guidance. The scene combines traditional Islamic architecture (such as domes and arches) with modern technology elements like holograms, smartphones, and digital data streams. The overall atmosphere is tranquil and mystical, with soft lighting and a harmonious blend of tradition and innovation.

 Oleh : Adiyana Adam

Derasnya arus teknologi dan tuntutan hidup serba cepat membuat kita terperangkap dalam pusaran kehidupan digital yang tiada henti.peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW menjadi cermin refleksi yang sangat relevan bagi kita. Perjalanan spiritual luar biasa dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit ketujuh dalam satu malam, bukan sekadar kisah sejarah, tetapi pembelajaran mendalam tentang makna spiritualitas sejati.

Pada malam yang istimewa itu, Rasulullah menjalani perjalanan yang melampaui batas ruang dan waktu. Sebuah pengalaman yang tidak bisa dijelaskan dengan logika manusia biasa, namun menjadi bukti kekuasaan Allah yang tidak terbatas. Di era sekarang, ketika teknologi memungkinkan kita untuk "bepergian" ke seluruh dunia melalui layar smartphone dalam hitungan detik, kita justru sering kehilangan makna dari perjalanan spiritual yang sesungguhnya.

Isra Mi'raj mengajarkan kita bahwa perjalanan spiritual sejati membutuhkan kesungguhan dan kekhusyukan. Saat Rasulullah bertemu dengan para nabi terdahulu dan menerima perintah shalat, beliau menunjukkan keteguhan dan kesabaran yang luar biasa. Bandingkan dengan zaman sekarang, di mana media sosial dan berbagai platform digital seringkali membuat kita terjebak dalam ibadah yang terburu-buru, kurang fokus, dan bahkan cenderung pamer (riya).

Namun, era digital juga membuka peluang baru dalam mendekatkan diri kepada Allah. Aplikasi pengingat waktu shalat, Al-Quran digital, kajian online, atau komunitas virtual yang positif bisa menjadi sarana pendukung perjalanan spiritual kita. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi ini dengan bijak, tanpa kehilangan esensi dari ibadah itu sendiri.

Isra Mi'raj juga mengajarkan kita tentang pentingnya mi'raj (naik) dalam konteks spiritual. Jika Rasulullah melakukan perjalanan vertikal ke langit ketujuh, maka kita pun perlu melakukan "mi'raj" dalam kehidupan sehari-hari – yaitu terus meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita. Di tengah arus informasi yang begitu deras di dunia digital, kemampuan untuk "naik" melampaui hal-hal yang tidak penting dan fokus pada peningkatan spiritual menjadi sangat crucial.

Lebih jauh lagi, peristiwa ini mengingatkan kita bahwa secanggih apapun teknologi, ada hal-hal yang tidak bisa digantikan dengan digital. Keintiman spiritual, kedekatan dengan Allah, dan kekhusyukan dalam beribadah tetap membutuhkan upaya personal yang tidak bisa sepenuhnya dimediasi oleh teknologi. Sama seperti Rasulullah yang mengalami pengalaman spiritual secara langsung, kita pun perlu menemukan momen-momen pribadi dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Di tengah kemudahan akses informasi dan komunikasi, mari kita jadikan momentum Isra Mi'raj sebagai pengingat untuk menyeimbangkan kehidupan digital dengan kehidupan spiritual. Seperti halnya Rasulullah yang kembali dari perjalanan surgawi dengan membawa perintah shalat, kita pun perlu "turun" dari dunia maya untuk melaksanakan ibadah nyata dengan lebih baik dan bermakna.

Semoga peringatan Isra Mi'raj tidak sekadar menjadi ritual tahunan, tetapi benar-benar membawa transformasi spiritual dalam kehidupan kita di era digital ini. Dengan tetap menjaga keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan penghayatan spiritual, kita bisa mengambil hikmah terdalam dari perjalanan mulia Rasulullah SAW.

Ternate, 27 Januari 2025

No comments:

Post a Comment