adiyana

adiyana

Thursday, October 5, 2023

Membaca di Bawah Bintang: Petualangan Literasi Tarakani di Perempatan Desa Soasio

           
Oleh : Adiyana Adam
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ternate
 
                        Salam Literrasi
 
 Di tengah hiruk-pikuk Desa Soasio, tepatnya di perempatan jalan yang ramai, terdapat suatu kegiatan luar biasa yang mengubah rutinitas malam Minggu warga. Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Galela, Ibu Misna Bailusy, membawa terobosan baru dengan menyelenggarakan Literasi Tarakani. Setiap minggu malam, jalanan di Desa Soasio tidak hanya dipenuhi oleh suara kendaraan, namun juga tawa, puisi yang merdu, dan cerita-cerita dari berbagai buku. 
    Suasana senja menyelimuti Perempatan Jalan Desa Soasio dengan cahaya keemasan matahari yang perlahan tenggelam di ufuk barat. Di tengah gemerlapnya senja, siswa-siswa SMA Muhammadiyah Galela bersama dengan para anak sekolah dasar, ibu-ibu, dan pejalan kaki yang lewat, bersiap-siap menyelenggarakan petualangan literasi unik, yang mereka sebut sebagai "Literasi Tarakani". 
    Setiap malam Minggu, perempatan itu berubah menjadi ladang literasi. Tepat di atas jalanan yang biasanya dilewati oleh kendaraan bermotor, sekarang terbentang buku-buku berwarna-warni. Buku-buku itu ditempatkan dengan rapi di atas lantai, menunggu tangan-tangan penasaran untuk membukanya. Ide ini tidak hanya mengubah sudut pandang tentang membaca, tetapi juga memperlihatkan bahwa literasi bisa dijumpai di mana saja, bahkan di antara hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.                                                  
 

    Penyerahaan Bantuan Buku yang diterima  oleh Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Galela


    Para siswa dari SMA Muhammadiyah Galela bertindak sebagai pemandu literasi, membantu anak-anak sekolah dasar memilih buku yang sesuai dengan minat mereka. Para ibu-ibu dengan senang hati juga ikut serta, membimbing anak-anak dalam membaca dan menggali dunia baru melalui halaman-halaman buku. Bahkan, pejalan kaki yang melintas pun tidak bisa menahan rasa penasaran mereka dan sering berhenti sejenak untuk mencoba membaca buku-buku yang tersebar di atas jalanan. 
    Namun, Literasi Tarakani bukan hanya tentang membaca. Para siswa SMA Muhammadiyah Galela juga menambahkan elemen seni dan hiburan agar kegiatan ini semakin menarik. ada pertunjukan Marawis yang memukau dan menggugah jiwa, ada sesi membaca puisi-puisi yang menyentuh hati dan penuh emosi ,dan ada stand-up comedy yang memancing gelak tawa. Semua pertunjukan ini dipentaskan oleh siswa-siswa SMA Muhammadiyah Galela, membuktikan bahwa bakat dan kreativitas mereka tak hanya terbatas di dalam kelas. Dengan sentuhan seni ini, perempatan jalan yang biasanya dipenuhi dengan bunyi klakson dan suara mesin kendaraan, berubah menjadi panggung budaya yang memukau. 
                Pembacaan Puisi dan pertunjukan Marwas Oleh  Siswa SMA Muhammadiyah Galela

    Tidak hanya membawa senyum pada wajah anak-anak dan ibu-ibu, Literasi Tarakani juga menciptakan ikatan sosial di antara para peserta. Mereka berbagi cerita, tertawa bersama, dan menyemangati satu sama lain. Kegiatan ini bukan hanya menghidupkan literasi di Desa Soasio, tetapi juga menguatkan solidaritas dan persatuan dalam masyarakat 

                    Pegiat literasi di malam minggu

        Saat ini, ketika teknologi terus maju dan dunia digital semakin mendominasi kehidupan sehari-hari, literasi tetap merupakan jendela dunia yang tak ternilai. Melalui Literasi Tarakani, kita mengajak semua orang untuk menggali keindahan membaca. Buku-buku adalah jembatan menuju pengetahuan, fantasi, dan pemahaman yang mendalam tentang dunia di sekitar kita. Dengan membaca, kita bisa menjadi ahli di bidang apa pun yang kita inginkan, menjelajahi galaksi-galaksi yang jauh, atau bahkan merasakan emosi yang belum pernah kita alami.             
         Mari bersama-sama melibatkan diri dalam kegiatan literasi. Bacalah buku-buku, berceritalah, dan teruslah menjadikan literasi sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Sebab, melalui kata-kata, dunia menjadi lebih dekat dan pengetahuan menjadi lebih dalam. Literasi bukan hanya milik sebagian orang, tetapi adalah milik kita semua. 
 
 
Galela, 30 September 2023

Sunday, July 16, 2023

Mengubah Paradigma Pembelajaran: Memanfaatkan Teknologi Blog dalam Dunia Pendidikan

Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, terdapat berbagai inovasi yang dilakukan seorang pendidik Khususnya dosen untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Salah satu inovasi menarik yang diterapkan adalah menggunakan teknologi blog sebagai media untuk menyelesaikan tugas dalam berbagai mata kuliah. Cerita ini memperlihatkan bagaimana penggunaan teknologi informasi, khususnya melalui media bloger, dapat membawa perubahan positif dalam pembelajaran. Sebagai dosen yang peduli dengan perkembangan teknologi, tentunya dosen tersebut mengambil langkah kreatif dengan memberikan tugas kepada mahasiswa untuk menyelesaikan tugas yang kemudian hasil nya diunggah ke blog pribadi mereka. Dalam tugas ini, ada dua tujuan utama yang ingin dicapai. Pertama, memberikan mahasiswa kesempatan untuk terbiasa menggunakan teknologi informasi, terutama dalam dunia blogging. Dalam era digital yang semakin maju ini, keterampilan teknologi menjadi sangat penting dalam dunia profesional. Dengan mempelajari dan menggunakan media bloger, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi secara online dan mengembangkan keterampilan digital yang relevan di era modern. Tidak hanya itu, kemampuan mereka untuk menyusun ide dan informasi dalam bentuk tulisan juga terasah melalui tugas –tugas mereka. Kedua, dengan memanfaatkan teknologi blog, dosen tersebut juga bertujuan mengurangi pengeluaran mahasiswa. Dalam dunia pendidikan, tidak semua mahasiswa memiliki akses ke perangkat seperti laptop. Oleh karena itu, dengan menggunakan handphone mereka, yang hampir semua mahasiswa miliki, mereka dapat dengan mudah membuat dan mengunggah tugas mereka ke blog pribadi tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli kertas atau alat tulis. Hal yang menarik adalah upaya kampus dalam mendukung penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Dengan menyediakan akses data internet bagi mahasiswa, kampus tersebut menghilangkan hambatan finansial dalam hal penggunaan pulsa data untuk mengakses blog. Ini membuktikan bahwa pendidikan berbasis teknologi dapat dilakukan secara inklusif, di mana semua mahasiswa dapat berpartisipasi tanpa terhalang oleh keterbatasan finansial. Melalui inovasi ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan teknologi mereka, sambil mengembangkan kemampuan menulis akademik. Selain itu, blog pribadi mereka juga menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan dan pandangan mereka dengan audiens yang lebih luas di luar ruang kelas. Mereka dapat memperkuat kepercayaan diri mereka dalam menyampaikan ide-ide mereka, sementara pada saat yang sama, membangun jaringan sosial yang lebih luas. Cerita ini merupakan sebuah contoh inspiratif tentang bagaimana penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi mahasiswa. Dalam era digital yang terus berkembang, penting bagi pendidik untuk terus berinovasi dan mengadopsi teknologi dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan teknologi blog, dosen tersebut telah menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik, inklusif, dan relevan dengan zaman. Ternate, Minggu 16 Juli 2023 Adiyana adam

Saturday, July 15, 2023

Perempuan sebagai Cendekia Muslim: Menghadapi Tantangan Kontemporer dalam Pemikiran dan Pendidikan Islam

Dalam era yang terus berkembang saat ini, perempuan Muslim memiliki peran yang semakin penting dan menarik dalam pemikiran dan pendidikan Islam. Sebagai cendekia Muslim, mereka berkontribusi dalam berbagai bidang keilmuan dan memainkan peran kunci dalam menghadapi tantangan kontemporer yang dihadapi oleh umat Islam. Dalam esai ini, penulis akan mengeksplorasi peran dan tantangan yang dihadapi oleh perempuan Muslim dalam konteks pemikiran dan pendidikan Islam saat ini. Tujuan dari esai ini adalah untuk menggali lebih dalam tentang peran perempuan Muslim sebagai cendekia dan untuk membahas tantangan kontemporer yang mereka hadapi dalam pemikiran dan pendidikan Islam. Dengan menyoroti kontribusi mereka dalam bidang keilmuan, kita dapat lebih memahami bagaimana perempuan Muslim berperan aktif dalam membangun pemikiran Islam yang inklusif dan relevan dengan zaman ini. Selain itu, dengan membahas tantangan yang dihadapi oleh perempuan Muslim, kita dapat mencari solusi yang lebih baik untuk mempromosikan pemberdayaan mereka dalam pemikiran dan pendidikan Islam. Topik ini memiliki relevansi yang kuat karena melibatkan isu-isu kesetaraan gender, peningkatan akses terhadap pendidikan, dan pembangunan masyarakat yang inklusi Pendidikan adalah landasan yang kuat untuk perkembangan individu dan masyarakat. Bagi perempuan Muslim, pendidikan memiliki peran yang lebih penting dalam memperkuat identitas mereka, memahami agama mereka secara mendalam, dan membentuk pandangan dunia yang seimbang. Pendidikan memberikan perempuan Muslim alat untuk mencapai otonomi, mengembangkan keterampilan dan bakat mereka, dan berperan aktif dalam masyarakat. Perempuan telah menjadi pilar dalam pengembangan pemikiran dan pendidikan Islam. Mereka terlibat dalam penelitian dan penulisan di bidang Al-Qur'an, Hadis, Fiqh (hukum Islam), sejarah Islam, filsafat, dan banyak lagi. Melalui karya mereka, mereka tidak hanya menyumbangkan pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran agama, tetapi juga membantu merumuskan pandangan yang berpusat pada perempuan dan menyediakan perspektif yang lebih inklusif. Perempuan Muslim telah lama menjadi bagian penting dalam kemajuan pemikiran dan pendidikan Islam. Mereka telah memainkan peran yang signifikan dalam memperkaya pemahaman kita tentang agama, serta memberikan kontribusi berharga dalam berbagai bidang keilmuan. Sebagai cendekia Muslim, mereka tidak hanya menggali hikmah agama secara mendalam, tetapi juga menerapkan pengetahuan ini dalam menghadapi tantangan kontemporer. Dalam konteks ini, penting untuk memahami peran perempuan Muslim sebagai cendekia yang berdaya dalam pemikiran dan pendidikan Islam. Tantangan Kontemporer yang Dihadapi Namun, perempuan Muslim juga dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam perjalanan mereka menjadi cendekia Muslim yang berkualitas. Beberapa tantangan yang mungkin mereka hadapi termasuk: 1. Stereotip dan Prasangka: Perempuan Muslim sering menghadapi stereotip negatif dan prasangka dalam masyarakat, yang dapat menghalangi kesempatan mereka untuk mengembangkan potensi penuh mereka dalam bidang keilmuan. 2. Akses Terhadap Pendidikan: Di beberapa bagian dunia, perempuan Muslim masih menghadapi kendala dalam akses terhadap pendidikan yang berkualitas. Faktor seperti kemiskinan, diskriminasi gender, dan kurangnya infrastruktur pendidikan yang memadai dapat menjadi hambatan bagi perempuan Muslim dalam mengejar pendidikan tinggi. 3. Harmonisasi Peran: Tantangan lain yang dihadapi perempuan Muslim adalah menjaga keseimbangan antara peran sebagai cendekia Muslim dan tanggung jawab sosial dan keluarga mereka. Dalam banyak kasus, mereka diharapkan memenuhi harapan tradisional sebagai ibu dan istri, yang dapat menghambat kemajuan mereka dalam bidang keilmuan. Perempuan sebagai cendekia Muslim memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan kontemporer dalam pemikiran dan pendidikan Islam. Dalam konteks ini, perempuan Muslim harus mampu mengembangkan pemikiran yang kritis dan inovatif dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat Muslim saat ini. Selain itu, perempuan Muslim juga harus mampu memperjuangkan hak-hak mereka dalam pendidikan dan pengembangan diri. Untuk menghadapi tantangan kontemporer dalam pemikiran dan pendidikan Islam, perempuan Muslim dapat melakukan beberapa hal, antara lain: 1. Meningkatkan kualitas pendidikan. Perempuan Muslim harus meningkatkan kualitas pendidikan mereka agar mampu bersaing dengan laki-laki dalam dunia kerja dan pengembangan diri. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti pendidikan formal maupun non-formal yang relevan dengan minat dan bakat mereka. 2. Mengembangkan pemikiran kritis dan inovatif Perempuan Muslim harus mampu mengembangkan pemikiran yang kritis dan inovatif dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat Muslim saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca buku-buku dan artikel-artikel terkait pemikiran Islam, serta mengikuti diskusi dan seminar yang relevan. 3. Memperjuangkan hak-hak perempuan dalam pendidikan dan pengembangan diri Perempuan Muslim harus memperjuangkan hak-hak mereka dalam pendidikan dan pengembangan diri. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti organisasi-organisasi perempuan Muslim yang memperjuangkan hak-hak perempuan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan dan pengembangan diri. 4. Menjadi contoh yang baik bagi masyarakat sekitar Perempuan Muslim harus menjadi contoh yang baik bagi masyarakat sekitar dalam hal pendidikan dan pengembangan diri. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak masyarakat sekitar untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang relevan dengan pendidikan dan pengembangan diri, serta memberikan motivasi dan dukungan kepada mereka. Dalam menghadapi tantangan kontemporer dalam pemikiran dan pendidikan Islam, perempuan Muslim harus memperhatikan beberapa hal, antara lain: 1. Perempuan Muslim harus memahami hak-hak mereka dalam Islam, termasuk hak-hak dalam pendidikan dan pengembangan diri. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca buku-buku dan artikel-artikel terkait hak-hak perempuan dalam Islam. 2. Perempuan Muslim harus menghindari pemahaman yang keliru tentang Islam, terutama dalam hal pendidikan dan pengembangan diri. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari ajaran Islam secara benar dan konsisten. 3. Meningkatkan kualitas diri secara terus-menerus Perempuan Muslim harus terus meningkatkan kualitas diri mereka dalam hal pendidikan dan pengembangan diri. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti pendidikan formal maupun non-formal yang relevan dengan minat dan bakat mereka, serta mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas diri mereka. Muhammad Abduh memandang pendidikan perempuan dalam Islam sebagai hal yang penting dan harus diperjuangkan. Ia memperjuangkan hak-hak perempuan dalam pendidikan dan pengembangan diri. Menurut Abduh, perempuan harus diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam hal pendidikan dan pengembangan diri. Abduh juga menekankan pentingnya perempuan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar dapat berkontribusi secara aktif dalam masyarakat. Ia berpendapat bahwa perempuan harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri mereka dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang relevan dengan minat dan bakat mereka. Dalam pandangan Abduh, pendidikan perempuan dalam Islam harus diarahkan pada usaha membentuk perempuan Muslim yang berbudi pekerti luhur, alim, dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat Pendapat penulis: Pemikiran para ulama yang berkaitan dengan ilmu pendidikan Islam baru dibahas secara sepintas, ketika mereka membahas tentang ayat-ayat al-Qur'an dan hadis Dalam al-Qur’an Surah At-Taubah: 71 yang terjemahannya sebagai berikut : “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan mereka mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. At-Tawbah: 71)” Dari ayat-ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam Islam, pendidikan dan pengembangan diri dianggap penting bagi semua umat, termasuk perempuan. Perempuan Muslim harus diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam hal pendidikan dan pengembangan diri. Oleh karena itu, perempuan Muslim harus berusaha untuk mencari ilmu dan meningkatkan kualitas diri mereka agar dapat berkontribusi secara aktif dalam masyarakat. Menghadapi Tantangan Kontemporer dalam Pemikiran dan Pendidikan Islam". Ayat tersebut menunjukkan bahwa dalam Islam, baik laki-laki maupun perempuan memiliki peran penting dalam membantu dan saling mendukung satu sama lain. Dalam konteks pendidikan dan pengembangan diri, perempuan Muslim dapat menjadi penolong bagi sesama perempuan Muslim dalam menghadapi tantangan kontemporer dalam pemikiran dan pendidikan Islam. Mereka dapat saling menyemangati dan membantu dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengembangan diri, serta memperjuangkan hak-hak mereka dalam hal pendidikan dan pengembangan diri. Selain itu, ayat tersebut juga menekankan pentingnya menjalankan ajaran Islam, seperti mengerjakan yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Dalam konteks pendidikan dan pengembangan diri, hal ini dapat diartikan sebagai pentingnya menjalankan ajaran Islam dalam proses pendidikan dan pengembangan diri, serta memperjuangkan hak-hak perempuan dalam pendidikan dan pengembangan diri dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam. Pendapat Penulis : Perempuan sebagai cendekia Muslim memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan kontemporer dalam pemikiran dan pendidikan Islam. Perempuan Muslim harus mampu mengembangkan pemikiran yang kritis dan inovatif dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat Muslim saat ini. Selain itu, perempuan Muslim juga harus mampu memperjuangkan hak-hak mereka dalam pendidikan dan pengembangan diri. Fakta dan data pendukung: Penyebab terjadinya dikotomi pendidikan agama Islam yaitu adanya penjajahan dan moderasi terhadap dunia Islam serta kurang pedulinya umat islam terhadap IPTEK Analisis dan interpretasi penulis: Dari fakta dan data pendukung di atas, dapat disimpulkan bahwa perempuan sebagai cendekia Muslim harus mampu mengembangkan pemikiran yang kritis dan inovatif dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat Muslim saat ini. Selain itu, perempuan Muslim juga harus memperjuangkan hak-hak mereka dalam pendidikan dan pengembangan diri. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas pendidikan, mengembangkan pemikiran kritis dan inovatif, memperjuangkan hak-hak perempuan dalam pendidikan dan pengembangan diri, dan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat sekitar. Dalam menghadapi tantangan kontemporer dalam pemikiran dan pendidikan Islam, perempuan Muslim harus memahami hak-hak mereka dalam Islam, menghindari pemahaman yang keliru tentang Islam, dan terus meningkatkan kualitas diri mereka dalam hal pendidikan dan pengembangan diri Muslim intellectual women are the future hope of intelligent, critical and innovative Muslims."." By Adiyana Adam Ternate, 22 Juni 2023

Tuesday, May 2, 2023

 

Foto Koleksi pribadi :

 

CARI BUKU  ITU, DAN MARI  KITA JATUH CINTA 

 

Dalam banyak bidang, seperti akademik, bisnis, atau karir profesional, kemampuan menulis yang baik sering kali dianggap penting dan dihargai. Oleh karena itu, menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dan perlu dikembangkan karena  dengan menilis dapat membantu kita mengembangkan kreativitas dan imajinasi. dengan menulis memungkinkan kita untuk menyampaikan ide-ide dan pemikiran dengan cara yang jelas dan efektif kepada pembaca. Menulis juga dapat meningkatkan pemahaman: Ketika kita menulis tentang suatu topik, kita terpaksa untuk mempelajarinya dengan lebih dalam dan memahaminya dengan lebih baik. Dengan demikian akan membantu meningkatkan keterampilan bahasa, baik dalam hal tata bahasa, ejaan, maupun kosakata. Menulis juga  dapat meningkatkan  keterampilan berpikir yang mana menulis memerlukan pemikiran yang lebih mendalam dan kritis, sehingga dapat membantu meningkatkan keterampilan berpikir.dan masih banyak lagi keuntungan yang akan didapatkan dari menulis

            Untuk mengembangkan kemmapuan menulis yang baik, diperlukan  banyak membaca. Membaca dapat membantu kita meningkatkan keterampilan bahasa, memperluas kosakata, serta memahami cara-cara yang efektif dalam menyampaikan ide dan informasi. Dalam membaca, kita terbiasa untuk mengevaluasi argumen dan informasi dengan kritis, sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis kita. .Membaca sumber informasi yang beragam dapat membantu kita memperdalam pemahaman kita tentang topik yang ingin kita tulis, mengembangkan imajinasi dan memperluas pandangan kita tentang dunia..Dengan membaca kita dapat meingkatkan kemampuan menulis mempelajari teknik penulisan yang efektif dan mengadaptasikannya dalam tulisan kita sendiri.

Jika menajdi penulis yang baik dan pembaca yang tekun yang kesemuanya ini akan menjadi sebuah invesatasi yang besar dalam kehidupan. Kemampuan menulis yang baik dapat membantu kita dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam akademik, profesional, maupun personal. Dengan menjadi seorang penulis yang baik dan pembaca yang tekun, kita dapat memperoleh manfaat besar dalam kehidupan kita dan berinvestasi pada diri sendiri.:

Kita  adalah bagian dari bangsa Indonesia, Bangsa yang masyarakatnya  cinta mebaca , bangsa yang tingkat literasinya  tinggi adalah  bangsa yang memiliki potensi  menjadi bangsa penemu Bangsa yang dipenuhi dengan generasi ynag punya daya inovasi yang tinggi. tidak akan jadi bangsa kelas teri. Kita akan dipenuhi kemampuan untuk mermahami dan toleransi  tidak akan gampang diprovokasi, tidak akan gampang memaki. Jadi bangsa yang tingkat literasinya tinggi  selain akan jadi bangsa yang disegani dunia tapi juga akan  menjadi wadah bagfi munculnya lagi  berbagai hal yang dibutuhkasn oleh negeri

 

 

 

Koleksi Pribadi : Bandara Hasanuddin Makasar

 

. Hal ini karena membaca dapat membuka wawasan dan pemahaman tentang dunia, sehingga dapat memperluas pengetahuan dan memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif. Selain itu, tingkat literasi yang tinggi juga dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan kemampuan kerja masyarakat, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kemajuan suatu bangsa.

Dalam era digital seperti sekarang, kemampuan literasi digital juga sangat penting. Dalam menghadapi dunia yang semakin terhubung melalui teknologi, kemampuan literasi digital akan menjadi keterampilan yang sangat berharga. Hal ini karena literasi digital dapat membantu seseorang dalam mengelola informasi, memahami teknologi, dan menggunakan alat-alat digital dengan efektif.

Meningkatkan budaya membaca dan literasi di suatu bangsa bukanlah tugas yang mudah, tetapi sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dapat dilakukan melalui program-program pendidikan yang menekankan pentingnya membaca dan literasi, seperti memperluas perpustakaan, program membaca gratis, dan pelatihan literasi digital. Dengan membangun budaya membaca dan literasi yang kuat, suatu bangsa dapat meningkatkan kualitas hidup dan kemampuan inovasi masyarakatnya, serta menjadi bangsa yang maju dan berkembang.

Tingkat literasi yang tinggi akan dapat menunjukkan kemampuan  bangsa kita untuk berkompetisi di kancah internasional. Sebagai contoh, negara-negara dengan tingkat literasi yang tinggi seperti Finlandia, Norwegia, dan Jepang memiliki reputasi yang baik dalam pendidikan dan teknologi, sehingga mampu bersaing di tingkat global. Selain itu, tingkat literasi yang tinggi juga dapat meningkatkan produktivitas dan kemampuan kerja masyarakat, sehingga dapat memajukan ekonomi dan memperkuat posisi suatu negara di kancah internasional.

Di era globalisasi dan persaingan global seperti sekarang, kemampuan literasi dan komunikasi yang baik menjadi semakin penting. Hal ini karena masyarakat harus mampu berkomunikasi dengan efektif dan memahami informasi yang beragam dari seluruh dunia. Oleh karena itu, meningkatkan tingkat literasi dan kemampuan bahasa menjadi kunci penting bagi suatu bangsa untuk dapat bersaing di kancah internasional.

Untuk meningkatkan tingkat literasi dan kemampuan bahasa, suatu negara dapat melakukan berbagai upaya, seperti memperkuat sistem pendidikan, meningkatkan akses ke buku dan bahan bacaan, serta mengembangkan program-program pelatihan bahasa dan literasi. Dengan melakukan upaya-upaya ini, suatu negara dapat meningkatkan kemampuan dan daya saing masyarakatnya di kancah internasional.

.. Cuma perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca   Buku dapat membuka pintu ke dunia yang lebih luas dan memberikan kita pengalaman yang luar biasa. Setiap buku memiliki cerita dan pesan yang unik, yang dapat memengaruhi cara kita memandang dunia.

Jatuh cinta pada membaca adalah hal yang indah karena membaca dapat memberikan banyak manfaat bagi kita, seperti meningkatkan kemampuan literasi dan keterampilan bahasa, memperluas pengetahuan dan wawasan, serta membantu kita mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Selain itu, membaca juga dapat menjadi hobi yang menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan mental kita.

Maka dari itu, mari kita jatuh cinta pada membaca dengan membuka hati dan pikiran untuk mengeksplorasi berbagai jenis buku dan menemukan kisah yang dapat memikat hati dan memperkaya pengetahuan kita. Tidak perlu takut mencoba hal baru, baik itu genre buku yang berbeda atau bahasa yang berbeda. Dengan membaca, kita dapat menemukan dunia yang baru dan memperkaya pengalaman hidup kita.

carfi buku  itu. Dan mari  kita jatuh cinta

 Ternate, 02 Mei 2023

 

Sunday, March 26, 2023

Pendidikan Terhadap Kebudayaan.: PENDIDIKAN TERHADAP KEBUDAYAAN.

Pendidikan Terhadap Kebudayaan.: PENDIDIKAN TERHADAP KEBUDAYAAN.: PENDIDIKAN TERHADAP KEBUDAYAAN. Nama  : Asbi Ade Nim     : 22132013 Prodi   : MPI Kelas E13         P endidikan adalah proses belajar yang ...

Saturday, October 15, 2022

EVALUASI PROGRAM DAN RENCANA PENDIDIKAN MODEL CIPPP

 EVALUASI PROGRAM DAN RENCANA PENDIDIKAN MODEL CIPPP

Oleh : Adiyana Adam

 

A.     LATAR BELAKANG

 

Allah swt  menciptakan manusia   untuk  menjadi  khalifatullah  fil  ardh dengan berbagai kapasistas dan kemampuan  yang dimiliki. Kemampuan yang ada pada diri manusia berupa suatu keunggulan dan kelebihan jika dibandingkan dengan mahluk ciptaan Allah swt yang lain.

 QS . Al-Isra  Ayat 70:

۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

Artinya:

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, dan Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan[1]

Manusia  diberikan kelebihan  berupa akal pikiran. Dengan kelebihan akal pikiran inilah manusia  dapat melakukan  perbandingan, menganalisa dan merenung bahkan membuktikan sesuatu terhadap masalah yang mengharuskan dia berpikir.    Proses  berpikir  atau  bernalar nya manusia  merupakan  bentuk kegiatan  untuk  mendapatkan  pengetahuan  dan  ini  dapat dikatakan sebagai bentuk proses belajar dan pembelajaran.[2]

Selaian kemampuan jasmani, manusia sebagai mahluk sosial mempunyai kemampuan Kognitif ( Kekampuan berpikir, mengingat,menilai dll). Manusia dapat mekasimalkan kemampouan kognitifnya melalui proses  belajar[3] Belajar merupakan aktivitas utama bagi setiap manusia. Sebegitu pentingnya belajar bagi manusia  sehingga hampir tidak ada manusia yang lepas dari kegiatan belajar.

Belajar itu sendiri tidak harus melalui pendidikan formal seperti sekolah atau tingkat pendidikan lainnya. Proses belajar juga dapat dilakukan dalam pencarian nilai-nilai kehidupan di rumah, di lingkungan sekitar, bahkan di dalam sebuah tempat yang tidak pernah disangka oleh manusia.

Dalam proses belajar itu sendiri diharapkan terjadinya perubahan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. Perubahan  perilaku  terhadap  hasil belajar  bersifat  continiu, fungsional,  positif,  aktif,  dan  terarah. Dari tahapan tahapan proses interaksi belajar tersebut maka lahirlah yang di sebut dengan  pembelajaran. Rangkaian proses diatas tidak lain bertujuan  mengembangkan kemampuan kognitif(pengetahuan) , afektif ( sikap ), dan psikomotorik(ketrampilan ) seseorang.

Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas dalam masyarakat, lebih- lebih setelah diundangkannya Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang secara legal formal memberi pengertian tentang pembelajaran. Dalam Pasal 1 butir 20 pembelajaran diartikan sebagai “... proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran sebagai suatu konsep pedagogik secara teknis dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu sebagai peserta didik.[4]

Dengan demikian Belajar dan Pembelajaran adalah dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dimana keduanya merupakan interaksi edukatif yang memiliki Norma-norma.  Antara belajar dan pembelajaran satu sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional. Keterkaitan substantif belajar dan pembelajaran terletak pada simpul terjadinya perubahan perilaku dalam diri individu. Keterkaitan fungsional pembelajaran dengan belajar adalah bahwa pembelajaran sengaja dilakukan untuk menghasilkan belajar atau dengan kata lain belajar merupakan parameter pembelajaran, walaupun tidak semua proses belajar merupakan hasil pembelajaran Oleh karena itu, dapat pula dikatakan bahwa akuntabilitas belajar bersifat internal-individual, sedangkan akuntabilitas pembelajaran bersifat publik.

 

1.    Pengertian Belajar dan Pembelajaran

1,1 Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara etimologis belajar memiliki arti "berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu". Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Belajar merupakan proses peru-bahan tingkah laku manusia berdasarkan pengalaman dan latihan, dari belum tahu menjadi tahu, dari pengalaman yang sedikit kemudian bertambah.

Belajar adalah suatu perubahan.Perubahan itu terjadi dengan mengembangkan suatu ketrampilan baru,memahami pengetahun baru hingga bisa merubah sikap dan perubahan.Perubahan tersebut tidak hanya bersifat incidental namun bersifat alami seiring dengan pertambahan usia[1]

Belajar  merupakan suatu proses pengajaran dan pembelaaran untuk merubah perilaku baik buruk seseorang untuik menjadi perilaku yang lebih baik, yaitu meningkatkan pengetahuan, pemikiran, pemahaman, sikap dan berbagai kemampuan lainnya[2]

Dari pengeritian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah  suatu Propses perubahantingkah laku secara keseluruhan, bersifat positif dan bertujuan serta mencakup seluruh aspek tingkah laku lainnya.

Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat hasil dari belajar tersebut tampak jelas dikemukakan oleh para ahli tentang defenisi belajar ,antara lain:

a.       Belajar menurut Pandangan B. F. Skinner Belajar menurut Skinner adalah menciptakan kondisi peluang dengan penguatan (reinforcement), sehingga individu akan bersungguh-sungguh dan lebih giat belajar dengan adanya ganjaran (funnistment) dan pujian (rewards) dari guru atas hasil bela- jarnya. Skinner membuat perincian lebih jauh dengan membedakan adanya dua macam respons. Pertama, respondent response, yaitu respons yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu yang disebut eliciting stimuli menimbulkan respons- respons yang secara relatif tetap, misalnya makanan yang menimbulkan keluarnya air liur. Pada umumnya, perangsang-perangsang yang demikian itu mendahului res- pons yang ditimbulkannya. Kedua, operant response, yaitu respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu yang disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena perangsang-perangsang tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Jadi, seorang akan menjadi lebih giat belajar apabila mendapat hadiah sehingga responsnya menjadi lebih intensif atau kuat.6 Belajar menurut pandangan Skinner adalah kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons belajar, baik konsekuensinya sebagai hadiah maupun teguran atau hukuman. Dengan demikian, pemilihan stimulus yang deskriminatif dan penggunaan penguatan dapat merangsang individu lebih giat belajar, sehingga belajar merupakan hubungan antara stimulus dengan respons (S–R)[3]

b.      Matthew H.Olsson dan B.R Hergenhahn dalam bukunya : An Introductiob Of Theori of Learning mengemukakan bahwa :  Learning, as we have seen, is a general term that is used to describe changes in behav- ior potentiality resulting from experience. [4] (Belajar adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perubahan dalam potensi perilaku yang dihasilkan dari pengalaman)

c.       Menurut Moh. Surya : Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

d.      Menurut Ngalim Purwanto :  Belajat adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.[5]

e.       S. Rahmi Ramadhani  dkk dalam bukunya  Belajar dan pembelajaran ( Konsep dan pengembangan) menyatakan : Belajar merupakan proses memperoleh ilmu. Belajar merupakan kegiatan yang menghasilkan adanya perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mampu menjadi mampu. Sedangkan pembelajaran mengacu pada dua konsep, yakni belajar dan mengajar.[6]

Dari  Pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Belajar merupakan aktivitas, baik fisik maupun psikis yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru pada diri individu yang belajar dalam bentuk ke-mampuan yang relatif konstan dan bukan disebabkan oleh kematangan atau sesuatu yang bersifat sementara.

Dari perubahan tingkah laku itulah. Manusia akan mendapatkan kebahagiaan duniawi dan ukhrawi .Kebahagiaan duniawi  diperoleh  karena dalam belajar diperoleh  tiga ranah yang menjadi tujuan pendidikan, yaitu  ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Adapun kebahagiaan ukhrawi didapatkan dari ilmu yang dipelajari  (kemampuan dalam tiga ranah tersebut) dapat diamalkan dan bermnanfaat  sebaik mungkin untuk kemslahatn  umat manusia sehingga proses belajar itu sendiri akan bernilai ibadah. Dengan Ilmu pengetahun yang didapat dari hasil belajar akan meninggikan derajat Manusia dihadapan Allah swt.  Sebagaimana Firman Allah salam surah Almujadallah  ayat 11  yang artinya :

“ .....niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.

1.2.       Pembelajaran

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar[7]

Pembelajaran sebagai konsep pedagogik secara teknis dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial untuk menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu sebagai peserta didik. Dari pengertian tersebut tampak bahwa antara belajar dan pembelajaran satu sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional. Keterkaitan substantif belajar dan pembelajaran terletak pada simpulan terjadinya perubahan perilaku dalam diri individu. Keterkaitan fungsional  belajar dan pembelajaran  adalah bahwa pembelajaran sengaja dilakukan untuk menghasilkan proses belajar atau dengan kata lain belajar merupakan parameter pembelajaran.

Pembelajaran dipandang secara nasional sebagai suatu proses interaksi yang melibatkan komponen-komponen utama, yaitu peserta didik, pendidik, dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Dengan demikian, proses pembelajaran merupakan suatu sistem, yaitu satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan berproses melalui tahapan-tahapan yang dicirikan dengan karakteristik tertentu. Pertama, melibatkan proses mental siswa secara mak- simal dalam proses pembelajaran. Kedua, membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan mening- katkan kemampuan berpikir siswa yang pada gilirannya dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

Terkait dengan proses pembelajaran itu sendiri terdapat beberapa pengertian   pembelajaran yang  dikemukakan para ahli, antara lain:

a.       Menurut Dimyati dan Mudjiono, dalam bukunya : Belajar dan pembelajaran  berpendapat bahwa : Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.[8]

b.      Menurut Syaiul Sagala dalam bukunya Konsep dan Makna pembelajaran berpendapat bahwa : kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu meteri pelajaean yang telah tersusun dalam suatu kurikulum.[9][i]

c.       Rahmi Damiyanti dkk dalam buku : Belajar dan pembelajaran ( Konsep dan pengembangan) mengemukakan bahwa  Pembelajaran merupakan proses yang kompleks dengan menghadirkan kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh siswa serta kegiatan mengajar yang dilaksanakan oleh guru[10]

d.      Menurut Duffy dan Roehler, Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.[11]

e.       Menurut Gagne dan Briggs Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.[12]

f.        M.Hanafi dkk dalam bukunya  Konsep Belajar Dan Pembelajaran mengemukakan bahwa  : Pembelajaran merupakan usaha pendidik untuk mewujudkan terjadinya proses pemerolehan pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses yang menfasilitasi peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Sehingga dengan demikian untuk dapat menghasilkan proses pembelajaran yang efektif sebagaimana yang diharapkan, maka pendidik perlu memahami teori-teori belajar yang dapat menjadi landasan pelaksanaan pembelajaran.[13]

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan aktivitas utama dalam pendidikan

 

 

2.    Teori Belajar dan Pembelajaran

Secara pragmatis, teori belajar merupakan prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Terjadinya interaksi antara mengajar dengan belajar, sebenarnya berada pada suatu kondisi yang unik, sebab secara sengaja atau tidak, masing-masing pihak berada dalam suasana belajar. Jadi pendidik walaupun dikatakan sebagai pengajar, sebenarnya secara tidak langsung juga melakukan belajar[14] Untuk dapat menghasilkan proses pembelajaran yang efektif sebagaimana yang diharapkan, maka pendidik perlu memahami teori-teori belajar yang dapat menjadi landasan pelaksanaan pembelajaran. Terdapat  3 terori belajar dan pembelajaran, antara lain:

a.              Teori Behaviorisme

Behaviorisme dari kata behave yang berarti berperilaku dan isme berarti aliran. Behavorisme merupakan pendekatan dalam psikologi yang didasarkan atas proposisi (gagasan awal) bahwa perilaku dapat dipelajari dan dijelaskan secara ilmiah. Dalam melakukan penelitian, behavioris tidak mempelajari keadaan mental. Jadi, karakteristik esensial dari pendekatan behaviorisme terhadap belajar adalah pemahaman terhadap kejadian-kejadian di lingkungan untuk memprediksi perilaku seseorang, bukan pikiran, perasaan, ataupun kejadian internal lain dalam diri orang tersebut. Fokus behaviorisme adalah respons terhadap berbagai tipe stimulus[15]

.Teori behaviorisme  dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan.Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/ buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut.Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.

Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik:

1)     Obyek psikologi adalah tingkah laku.

2)      Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.

3)     . Mementingkan pembentukan kebiasaan.

4)      Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri.

5)     . Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus dihindari.

Salah satu unsur pendidik bagi seorang guru yang profesional adalah   bagaimana dia memahami proses belajar siswanya  dan mampu mengorganisir berlangsungnya proses belajar mengajar sehingga dari proses tersebut dapat membentuk  karakter peserta didik. Untuk dapat memahami proses belajar yang terjadi pada diri siswa, guru perlu menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan menguasai hakikat dan konsep dasar tentang belajar diharapkan guru mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran  adalah  memfasilitasi  tumbuh  dan  berkembangnya  belajar dalam diri peserta didik[16]

b.         Teori Kognitivisme

Definisi “Cognitive” berasal dari kata “Cognition” yangmempunyai persamaan dengan “knowing” yang berarti mengetahui. Dalam arti yang luas kognition/kognisi ialah perolahan penataan, penggunaan pengetahuan Teori belajar kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Baharudin menerangkan teori ini lebih menaruh perhatian dari pada peristiwa-peristiwa Internal Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon sebagaimana dalam teori behaviorisme, lebih dari itu belajar dengan teori kognitivisme melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Dijelaskan oleh Baharuddin dkk. (2008: 87) menurut aliran kognitif, belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Menurut Menurut teori ini, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang anak melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terputus-putus, tetapi melalui proses yang mengalir, sambungmenyambung, dan menyeluruh. Teori kognitif ini muncul dipengaruhi oleh psikologi gestalt. Asumsi yang mendasari teori ini adalah, bahwa setiap anak telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar akan berjalan dengan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi (bersinambung) secara “klop” dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh anak. [17]

Karakteristik teori belajar kognitif :

1)  Belajar adalah proses mental bukan behavioral

2)  Siswa aktif sebagai penyalur.

3)   Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif

4)  . Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus.

5)   Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan.

6)  . Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.[18]

 

c.              Teori Kontruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

 Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Menurut asalnya, teori konstruktivime bukanlah teori pendidikan. Teori ini berasal dari disiplin filsafat, khususnya filsafat ilmu. Pada tataran filsafat, teori ini membahas mengenai bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia. Menurut teori ini pembentukan pengetahuan terjadi sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas yang dihadapinya.Dalam perkembangan kemudian, teori ini mendapat pengaruh dari disiplin psikologi terutama psikologi kognitif Piaget yang berhubungan dengan mekanisme psikologis yang mendorong terbentuknya pengetahuan.

Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa mengkostruksi pengetahuan. Proses tersebut dicirikan oleh beberapa hal sebagai berikut:

1)            Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna ini dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.

2)             Konstruksi makna merupakan suatu proses yang berlangsung terusmenerus seumur hidup.

3)             Belajar bukan kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih berorientasi pada pengembangan berpikir dan pemikiran dengan cara membentuk pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil dari perkembangan melainkan perkembangan itu sendiri.Suatu perkembangan yang menuntun penemuan dan pengaturan kembali pemikiran seseorang.

4)             Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi disekuilibrium merupakan situasi yang baik untuk belajar.

5)             Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungan siswa. 6. Hasil belajar siswa tergantung pada apa yang sudah diketahuinya.

 Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanis untuk mengumpulkan fakta. Dalam konteks yang demikian, belajar yang bermakna terjadi melalui refleksi, pemecahan konflik pengertian dan selalu terjadi pembaharuan terhadap pengertian yang tidak lengkap. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut dapat ditarik sebuah inferensi bahwa menurut teori konstruktivisme belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dengan cara mengabstraksi pengalaman sebagai hasil interaksi antara siswa dengan realitas baik realitas pribadi, alam, maupun realitas sosial. Proses konstruksi pengetahuan berlangsung secara pribadi maupun sosial.

                           Adapun prinsip-prinsip teori belajar konstruktivistik adalah sebagai berikut :

1)            Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.

2)             Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar

3)            . Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah

4)             Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.

5)             Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.

6)             Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.

7)             Mmencari dan menilai pendapat siswa.

8)            . Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

KESIMPULAN

 

Dari uraian diatas daapt disimpulkan bahawa : Belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku manusia berdasarkan pengalaman dan latihan, dari belum tahu menjadi tahu, dari pengalaman yang sedikit kemudian bertambah. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap.

Pembelajaran adalah adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses yang menfasilitasi peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Sehingga dengan demikian untuk dapat menghasilkan proses pembelajaran yang efektif sebagaimana yang diharapkan, maka pendidik perlu memahami teori-teori belajar yang dapat menjadi landasan pelaksanaan pembelajaran

Teori- teori belajar dalam pembelajaran merupakan sebuah sistem yang dapat diuji kebenaranya oleh siapa pun dan terbuka untuk dikaji ulang dalam perspektif yang sama, dan mungkin dapat digantikan dengan sebuah sistem baru, yang sudah mengalami kajian dan penelitian lain. Sedangkan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku manusia berdasarkan pengalaman dan latihan, dari belum tahu menjadi tahu, dari pengalaman yang sedikit kemudian bertambah.

Terdapat 3 teori belajar dan Pembelajaran  yaitu:

1.       Teori Belajar Kognitivisme . Teori ini Menurut teori ini, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang anak melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terputus-putus, tetapi melalui proses yang mengalir, sambungmenyambung, dan menyeluruh. Teori kognitif ini muncul dipengaruhi oleh psikologi gestalt. Asumsi yang mendasari teori ini adalah, bahwa setiap anak telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar akan berjalan dengan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi (bersinambung) secara “klop” dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh anak

2.      Teori Belajar Behaviorisme Behaviorisme. Menurut Teori ini  belajar  adalah pemahaman terhadap kejadian-kejadian di lingkungan untuk memprediksi perilaku seseorang, bukan pikiran, perasaan, ataupun kejadian internal lain dalam diri orang tersebut. Fokus behaviorisme adalah respons terhadap berbagai tipe stimulus.

3.      Teori  Belajar Kontruktivisme . Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep

 

 



[1] Suhelayanti Suhelayanti Rahmi Ramadhani, Masrul Masrul, Dicky Nofriansyah, Mustofa Abi Hamid, I Ketut Sudarsana, Sahri Sahri, Janner Simarmata, Meilani Safitri, Belajar Dan Pembelajaran ( Konsep Dan Pengembangan), ed. Tanni Limbong, Cetakan 1 (Yayasan Kita menulis, n.d.), https://books.google.co.id/books?id=QprzDwAAQBAJ&lpg=PR5&ots=lo-AcMqLjG&dq=konsep belajar dan pembelajaran&lr&pg=PR5#v=onepage&q=konsep belajar dan pembelajaran&f=false.

[2] Mei Nanda Sari Yuannisah Aini Nasution, Saprida, Asri Yulianda, Eko Firman Susilo, Atika Sadariah Nasution, Konsep Belajar Dan Pembelajaran Di Era 4.0, ed. Ronal S.Om M.Kom Wathrianthos, Mei 2022 (Penerbit Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesa (PRMI), 2022), https://books.google.co.id/books?id=9TdyEAAAQBAJ&lpg=PP1&dq=konsep belajar dan pembelajaran&lr&pg=PP4#v=onepage&q=konsep belajar dan pembelajaran&f=false.

[3] Anshori, “Konsep Dasar Belajar Dan Pembelajaran Dalam Perspektif Al-Qur’an.”

[4] B.R.Hergenhahn Mathew H.Olson, An Introduction to Theories of Learning, 9th ed. (Perancis: Psyhology Press, Taylor& Francis Group, 2013), https://b-ok.asia/book/18141263/d665fc.

[5] Syifa S. Mukrimaa, “53 Metode Belajar Pembelajaran,” 2014, 212.

[6] Rahmi Ramadhani, Masrul Masrul, Dicky Nofriansyah, Mustofa Abi Hamid, I Ketut Sudarsana, Sahri Sahri, Janner Simarmata, Meilani Safitri, Belajar Dan Pembelajaran ( Konsep Dan Pengembangan).

[7] “UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional” (2003).

[8] Mudjiono Dimyati, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Jakarta : Rineka Cipta, 2006, 2006).

[9] Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, Cetakan ke (Bandung: Bandung : Penerbit Alfabeta, 2017 © 2017, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2017).

[10] Rahmi Ramadhani, Masrul Masrul, Dicky Nofriansyah, Mustofa Abi Hamid, I Ketut Sudarsana, Sahri Sahri, Janner Simarmata, Meilani Safitri, Belajar Dan Pembelajaran ( Konsep Dan Pengembangan).

[11] Mukrimaa, “53 Metode Belajar Pembelajaran.”

[12] Mukrimaa.

[13] Muh. Sain Hanafy, “Konsep Belajar Dan Pembelajaran,” Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan 17, no. 1 (2014): 66–79, https://doi.org/10.24252/lp.2014v17n1a5.

[14] Muhammad Siri Dangnga and Andi Abdul Muis, Teori Belajar Dan Pembelajaran Inovatif, Si Buku Makassar, vol. 2, 2015.

[15] Baharuddin Baharuddin and Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, 2008, http://repository.uin-malang.ac.id/6124/.

[16] M.Pd. Prof. Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar : Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum & Islami, ed. Redaksi Refika, Cetakan ke (Bandung: Bandung : Refika Aditama, 2017 ©2017, 2017).

[17] Baharuddin and Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran.

[18] Rosnawati Gusnarib Wahab, Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran, 2016.



 

 

 



[1] Muhammad Anas Fakhruddin, “Tafsir Surat Al-Isra’ Ayat 70: Kemuliaan Bani Adam Dalam Al-Quran,” 2020, https://tafsiralquran.id/tafsir-surat-al-isra-ayat-70-kemuliaan-bani-adam-dalam-al-quran/#:~:text=Tafsir QS Al-Isra’ ayat 70%3A Allah memuliakan manusia,Adam dan itu tertuang dalam firman-Nya yang berbunyi%3A.

[2] Muhamad Anshori, “Konsep Dasar Belajar Dan Pembelajaran Dalam Perspektif Al-Qur’an,” Dirasah: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Dasar Islam 1, no. 1 (2019): 52–63.

[3] Haris FirmansyahAstrini Eka Putri, No Belajar Dan Pembelajaran ( Konsep Dasar Dan Teori), November 2 (Penerbit Lakeisha, 2021), https://books.google.co.id/books?id=6YFzEAAAQBAJ&hl=id&source=gbs_navlin.

[4] M.A Prof.Dr.Udin S.Winataputra, Hakikat Belajar Dan Pembelajaran, Repository UT, vol. 1, 2020, https://doi.org/10.30736/atl.v1i2.85.